Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Pemilihan Presiden Rumania 2024: Penentuan Arah Masa Depan Eropa
Pemilihan Presiden Rumania kali ini diikuti oleh 14 kandidat yang mencerminkan beragam spektrum politik.
Editor: Tiara Shelavie
Jika ia mendorong narasi bahwa Rumania harus lebih mandiri dan mengurangi ketergantungan pada UE dan pandangannya yang positif terhadap Rusia dapat memperdalam hubungan bilateralnya dengan blok timur akan menyebabkan terjadinya ketegangan dengan Uni Eropa yang selama ini menjatuhkan sanksi terhadap Rusia terkait invasi Ukraina.
Ketegangan semacam ini bahkan dapat meminggirkan Rumania dari kebijakan utama Uni Eropa (UE) dan membuka peluang diskusi lebih lanjut tentang peran negara tersebut dalam organisasi UE, yang berpotensi memicu wacana serupa dengan Britain and Exit (Brexit)—proses penarikan Britania Raya dari UE. Dalam hal ini, jika Rumania melakukan hal yang sama ia akan mendapat sebutan Romania and Exit (Rexit).
Brexit atau keluarnya Inggris dari UE itu resmi berlaku pada 31 Januari 2020 dengan periode transisi hingga akhir 2020. Brexit membawa dampak besar baik positif maupun negatif yang masih menjadi bahan perdebatan hingga kini. Adapun dampak negatifnya adalah:
1. Perdagangan dan Ekonomi,
Inggris kehilangan akses tanpa hambatan ke Pasar Tunggal UE. Meskipun Kesepakatan Perdagangan dan Kerja Sama UE-Inggris menjamin perdagangan bebas tarif dan kuota, perusahaan Inggris menghadapi masalah tambahan karena hambatan non-tarif seperti pemeriksaan bea cukai dan ketidaksesuaian regulasi.
Juga ada gangguan rantai pasokan terutama di industri makanan dan farmasi.
2. Sektor Keuangan dan Layanan,
Sektor jasa keuangan Inggris, salah satu penyumbang utama ekonominya, kehilangan keuntungan dari "paspor finansial" yang memungkinkan bank beroperasi di seluruh UE.
Hal ini memicu beberapa perusahaan keuangan memindahkan operasi ke benua Eropa.
3. Mobilitas dan Hak Warga
Warga Inggris memerlukan visa untuk tinggal lebih dari 90 hari di negara UE yang sebelumnya mereka dapat bergerak bebas tanpa pemeriksaan perbatasan imigrasi seperti pindah antar provinsi di Indonesia. Selain itu, kartu kesehatan Eropa tidak lagi berlaku.
Hal tersebut menambah kesulitan bagi warga yang membutuhkan layanan kesehatan di luar negeri.
Kita juga harus melihat bagaimana dampak positifnya bagi Inggris ketika melakukan Brexit.
Kedaulatan dan Regulasi Mandiri Inggris menjadi bebas dalam menentukan kebijakan perdagangan dan imigrasi tanpa campur tangan UE. Beberapa pihak memandang ini sebagai langkah penting untuk mengembalikan kontrol penuh atas kebijakan domestik.