Mantan Ajudan Soekarno Menolak Dikebumikan di Makam Pahlawan dan Tanpa Upacara Militer
Pemakaman mantan Ajudan Soekarno, Purnawirawan Kolonel Corps Polisi Militer (CPM) Maat Soemardi tidak diiringi upacara.
Editor: Mohamad Yoenus
Menurut Teti, ayahnya hanya bisa tertidur lemah di kamar sebelum menghembuskan nafas terakhir.
Kolonel Maat Sumardi lahir pada 17 Januari 1927 dan tutup usia di umur 88 tahun.
"Beliau orangnya baik, gak pernah marah. Selama bertugas ayah sangat loyal pada Presiden Soekarno," tutur Teti.
Pilih Mundur Daripada Bertugas di Zaman Soeharto
Maat Soemardi sudah lebih dari lima tahun bertugas menjadi ajudan Soekarno.
Saat Bung Karno diturunkan dari posisi presiden, Maat Soemardi menunjukkan kesetiaannya.
Ia memutuskan turut mengundurkan diri dan memutuskan pensiun dini dari CPM pada tahun 1971.
"Ayah saya, saking setianya pada Bung Karno, memutuskan untuk pensiun dan tak ingin melanjutkan di zaman Soeharto," kata Teti.
Teti bercerita, ayahnya termasuk orang yang sabar dan disiplin.
Meski Maat Soemardi bertugas lama di militer, Teti tidak pernah mendengar ayahnya marah dan membentak.
"Beliau sangat suka pada kesederhanaan. Beliau selalu berpesan kepada anak-anaknya supaya jujur dan tidak meninggalkan agama," katanya.
Pria sederhana yang mendapat panggilan khusus Jay dari Bung Karno itu juga meninggalkan wasiat khusus kepada keluarganya.
Maat Soermadi semasa hidupnya berpesan agar dirinya tak dimakamkan dengan upacara militer. Ia tak ingin merepotkan orang lain.
Sesuai amanatnya, pemakaman mantan Ajudan Presiden Soekarno, Kolonel Purnawirawan Corps Polisi Militer (CPM) Maat Soemardi berlangsung tanpa diiringi upacara militer.
Maat Soemardi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum di Kelurahan Parungbanteng, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat. (*)