Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Ingin Tinggalkan Tradisi, Nenek Usia 103 Tahun Masih Membuat Bongsang

Nani, seorang nenek berusia 103 tahun ini masih piawai membuat Bongsang (Keranjang makanan dari bambu).

Editor: Mohamad Yoenus

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho

TRIBUNNEWS.COM -- Nani, seorang nenek berusia 103 tahun ini masih piawai membuat Bongsang (Keranjang makanan dari bambu).

Meski jari-jarinya sudah tidak sekuat dulu, namun nenek yang akrab disapa Emak Nani itu masih cekatan membuat bongsang.

Sore itu TribunnewsBogor mengunjungi emak nani di kediamannya di Kampung Babakan Nanggewer, Desa Petir, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Saat itu emak nani sedang duduk berselonjor sambil membersihkan bambu yang sudah dibelah-belah.

Meski cengkraman tangannya sudah tidak sekencang saat dia masih muda, namun Emak Nani masih kuat memotong bambu dengan golok.

Emak Nani pun menceritakan bahwa sudah sejak umur enam tahun ia membuat bongsang.

Berita Rekomendasi

"Emak sudah dari kecil bikin bongsang, dari umur enam tahun emak sudah bikin bongsang," kata Emak Nani kepada TribunnewsBogor.com.

Ia pun mengatakan, bahwa dahulu orang tuanya berpesan agar tidak meninggalkan tradisi membuat bongsang.

Karena jika bukan dirinya tak adalagi penerus lain yang bisa membuat kerajinan bongsang tersebut.

"Dulu ya orang tua emak bilang gimana pun jang ditinggalin bongsang ini, soalnya dulu kan kalau ada hajatan, tahlilan, atau syukuran bongsang dipakai sebagai bungkus makanan, ini tradisi jaman dulu," ujar Emak Nani.

Dalam sehari Emak Nani bisa membuat puluhan bongsang, hanya saja bahan bakunya sulit dimiliki.

Karena untuk membuat bongsang Emak nani harus membeli sebilah bambu atau satu lonjer bambu seharga Rp 300 perak.

"Kalau sehari bisa bikin berapa puluh, cepat bikin kaya gini mah, tapi kan emak enggak punya pohon bambu, kalau mau bikin harus beli, 1 lonjer Rp 300, itu bisa jadi sepuluh potong, kalau ada uang beli kalau enggak ada ya tunggu bongsangnya dijual ke pengepul," ucap Emak Nani.

Meski sudah berusia ratusan tahun namun pendengaran Emak Nani masih cukup baik.

Bahkan ia pun masih beraktifitas seperti memasak, membersihkan sampah dedaunan dan lainnya.

Di daerah tempatnya tinggal Emak Nani bisa dibilang merupakan pengerajin bongsang satu-satunya.

Karena beberapa temannya yang juga pengerajin bongsang sudah tutup usia.

"Kalau disini di gang emak tinggal, cuma enak sendiri yang bikin, teman teman emak sudaj pada enggak ada, sudah meninggal," ucap Emak Nani.

Harga satu buah bongsang buatan Emak Nani biasanya dihargai Rp 200 perak.

Namun biasanya Emak Nani menjualnya secara borongan.

100 buah bongsang buatan Emak Nani biasa dihargai Rp 20 ribu.

Meski begitu Emak Nani selalu menysukuri apa yang didapatnya.

"Biasanya kalau ngejual 100 bongsang harganya Rp 20 ribu, Alhamdulillah Emak bisa beli beras, Emak masih dolasih rezeki sama Allah," ucap Emak Nani. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas