Bikin Nggak Nyaman di Kantor, Ini Ciri-ciri dan Cara Hadapi Bos yang Toxic!
Alasan tidak bertahan lama disuatu tempat kerja biasanya karena lingkungan atau bosnya yang toxic. Hindari orang yang toxic dengan cara ini!
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM- Memiliki lingkungan yang baik bisa bikin orang lebih positif dalam menyikapi banyak hal, termasuk juga di lingkungan kerja. Saat berkutat dengan pekerjaan yang bikin pusing, punya teman dan atasan yang suportif bisa jadi hal yang patut disyukuri. Tapi gimana ya kalau ternyata terjebak di lingkungan kerja dan punya bos yang toxic?
Mengutip dari Leadership Forces, bos toxic merupakan seorang pemimpin yang memiliki perilaku destruktif, bersikap agresif, bahkan bertindak otoriter. Sifat yang dimiliki seorang pemimpin toxic ini bisa membuat lingkungan kerja yang negatif hingga membuat karyawannya mudah stres. Biar nggak terus larut di lingkungan tersebut, yuk kenali ciri-ciri bos toxic dan gimana cara menghindarinya!
Ciri-ciri Atasan Toxic di Kantor
1) Tidak menerima saran dan kritik
Tiap orang tentu mempunyai sudut pandang yang berbeda. Namun terkadang pasti membutuhkan sudut pandang orang lain untuk mendapatkan perspektif lainnya. Hal ini pun berlaku bagi bos atau atasan di kantor tempat kita bekerja.
Bertukar pikiran dengan memberikan saran penting banget dilakukan di lingkungan kerja tak terkecuali dengan atasan. Memiliki bos yang tidak dapat menerima feedback dari karyawannya bisa menandakan bahwa ia adalah atasan yang toxic.
Bos yang toxic tidak akan senang menerima kritik dan saran yang disampaikan oleh karyawannya. Semua feedback tersebut akan dianggap sebagai serangan dan angin lalu. Biasanya mereka juga bersikap otoriter dan mencoba mengendalikan situasi dan memaksakan kehendaknya tanpa mempertimbangkan ide dan pendapat dari tim, serta tidak mau mendengarkan apa kata orang lain.
2) Kurang berempati
Jika bos di kantor kurang memiliki rasa empati, itu bisa jadi tanda bahwa ia bos yang toxic. Kurangnya rasa empati yang dimiliki bos bisa menyebabkan banyak kecemasan bagi karyawannya. Bos dapat bertindak seenaknya tanpa melihat tekanan yang dialami oleh tim kerjanya.
Padahal sikap empati penting untuk dilakukan untuk saling menyadari, memahami, dan menghargai perasaan dan pikiran orang lain. Hal ini berlaku untuk siapapun, termasuk kamu yang bekerja sebagai bawahan.
3) Suka mengintimidasi
Suka mengintimidasi orang lain jadi ciri bahwa dirinya adalah pribadi yang toxic. Jika bos di kantor suka mengintimidasi timnya, bisa jadi ia adalah bos yang toxic. Biasanya terlihat dari sikap yang manipulatif, meremehkan, suka menggertak, dan bersikap kasar ke bawahannya demi kepentingan dan kesuksesan pribadi.
4) Tidak pernah mengakui pencapaian tim
Selain memberikan ekspektasi pekerjaan yang tidak wajar, bos yang toxic juga kerap tidak pernah mengakui pencapaian bawahannya. Biasanya ia cenderung menyepelekan dan mengambil kredit atas pencapaian tim. Karakter bos seperti ini juga terkadang kurang komunikatif dan mau menang sendiri.
Cara menghadapi bos yang toxic
Mungkin jadi hal yang sulit untuk dapat keluar dari lingkungan kerja dengan memiliki bos yang toxic, tapi beberapa cara di bawah ini bisa berguna untukmu dalam menghadapi atasan yang toxic.
1) Fokus pada hal yang bisa dikendalikan
Tidak semua hal di dunia ini bisa dikendalikan, beberapa diantaranya sulit untuk dikendalikan, salah satunya sifat bos yang toxic. Daripada pusing memikirkan hal tersebut, coba deh untuk fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan, seperti mengerjakan kerjaan dengan tepat dan suportif kepada sesama rekan kerja.
2) Bicarakan dengan HRD
Salah satu fungsi HRD adalah untuk memperhatikan kinerja dan kesehatan mental para karyawan. Jika tidak kuat menghadapi sifat bos yang toxic, cobalah untuk mengatakan semua keluh kesah kepada HRD agar tidak merasa sendiri dalam menanggung beban tersebut. Kamu juga bisa meminta saran yang tepat terkait membangun komunikasi sesama rekan kerja dan atasan.
3) Tetap bekerja secara profesional
Bos yang toxic biasanya suka mencari-cari kesalahan pada karyawannya. Untuk menghindari hal tersebut, tetap bekerja secara profesional adalah kuncinya. Dan, jangan coba jadi ‘penjilat’ agar tetap menjadi profesional.
4) Batasi hubungan
Cara lain yang bisa dilakukan adalah membatasi hubungan. Cukup jalin hubungan secara profesional antar bos dan karyawan saja. Tidak perlu terlalu dekat dengannya terutama secara emosional. Saat berada di lingkungan kerja, ingatlah bahwa mereka hanyalah rekan dan tidak perlu selalu menjadi teman.
5) Dikelilingi dengan teman dan orang yang positif
Menghadapi bos dengan perilaku yang buruk dapat membuat karyawannya tidak bahagia bahkan stres. Untuk menghindari hal tersebut, buatlah rencana dengan teman, pasangan, atau keluarga setelah pulang kantor. Tetap berada di lingkungan yang positif dapat memberikan energi yang positif pula. Dikelilingi oleh orang-orang positif juga dapat menjadi satu di antara cara menghadapi bullying.
Nah, itu dia beberapa ciri-ciri dan bagaimana cara yang tepat untuk menghindari bos yang toxic. Semoga terhindar dari bos yang toxic, ya!