TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemakaian listrik saat libur lebaran 1435 H tahun ini diprediksi turun siginifikan dibandingkan hari-hari biasa diluar lebaran. Hal ini karena pada hari lebaran dan beberapa hari sebelum dan sesudahnya pabrik-pabrik tidak berproduksi dan perkantoran banyak yang libur.
Pemakaian listrik di wilayah perkotaan juga menurun akibat berkurangnya penduduk kota seperti Jakarta yang mudik ke daerah. Kesempatan ini bisa digunakan PLN untuk sejenak mengistirahatkan beberapa pembangkitnya dan melakukan pemeliharaan infastruktur kelistrikan.
"Kondisi kelistrikan secara umum aman dan PLN siaga 24 jam sehari dan 7 hari seminggu untuk mengawal keandalan pasokan listrik," ujar Bambang Dwiyanto,
Manajer Senior Komunikasi Korporat, di Depo Pelumpang Pertamina, Jumat (25/7/2014).
Pada hari H lebaran, Senin, 28 Juli 2014 beban puncak (BP) tertinggi di sistem kelistrikan Jawa Bali diprediksi sebesar 14.481 MW atau turun sekitar 38 persen dari hari biasa. Sedangkan beban terendah diprediksi sebesar 9.550 MW.
Beban puncak normal pada hari kerja di Jawa Bali sekitar 23.350 MW sedangkan beban tertinggi yang pernah dicapai sebesar 23.420 MW pada tanggal 9 Juni 2014 jam 18.50 WIB. Daya mampu pembangkit di Jawa Bali saat ini sebesar 31.456 MW.
"Penurunan beban lebaran di Jawa Bali sangat signifikan karena beban industri dan bisnis sangat besar," ujar Bambang.
Sedangkan di Sumatera BP tertinggi pada hari lebaran diprediksi sebesar 3.705 MW atau turun 18. Persen dibanding pada hari biasa yang sebesar 4.483 MW. Sumatera terbagi menjadi tiga sistem kelistrikan besar yaitu Sumatera Bagian Selatan meliputi Sumatera Selatan, Lampung dan Bengkulu, Sumatera Bagian Tengah meliputi Sumatera Barat, Riau dan Jambi dan Sumatera Bagian Utara meliputi Sumatera Utara dan Aceh.
Di Indonesia Timur (Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua), total BP tertinggi pada hari lebaran diprediksi sebesar 2.459 MW atau turun 6,75 persen dibanding beban pada hari biasa yang sebesar 2.637 MW. Ini adalah total beban 15 sistem kelistrikan besar di Indonesia Timur yaitu sistem Katulistiwa, sistem Barito, sistem Mahakam, sistem Bontang, sistem Ambon, sistem Ternate, sistem Sorong, sistem Jayapura, sistem Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo, sistem Palu, sistem Poso, sistem Sulawesi Selatan dan Barat, sistem Kendari, sistem Lombok dan sistem Kupang.
Selain itu terdapat beberapa sistem kelistrikan kecil yang sifatnya terpisah-pisah (isolated). Secara global di Indonesia Timur penurunan beban saat lebaran dibanding hari biasa terlihat tidak terlalu signifikan. Hal ini karena beban sistem didominasi oleh beban rumah tangga (residensial).