TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara diperkirakan akan ditetapkan dengan yield dikisaran 6,47% hingga 9,36%.
Menurut Head of Fixed Income Research PT Mandiri Sekuritas Handy Yunianto, yield seri SPN-S 13022015 akan ditetapkan dikisaran 6,47%, seri PBS005 dikisaran 6,42% hingga 6,52% dan seri PBS006 dikisaran 9,36%.
"Sebagian besar investor masih akan meminta seri bertenor pendek SPNS pada lelang tersebut, " ujar Handy, Jakarta, Selasa (12/8/2014)
Handy memperkirakan total permintaan yang masuk akan mencapai Rp 2 triliun atau naik dibandingkan lelang sebelumnya yang hanya Rp 1,6 triliun. Kenaikan permintaan dipicu oleh meningkatnya permintaan dari investor lokal.
Dalam lelang ini, pemerintah menawarkan dua sukuk negara berbasis proyek (Project Based Sukuk) yaitu seri PBS005 (reopening) dan PBS006 (reopening). Selain itu juga akan dilelang sukuk negara dengan seri SPN-S 13022015 (new issuance).
Seri PBS005 akan jatuh tempo 15 April 2043 mendatang. Seri ini ditawarkan dengan imbalan 6,75%. Adapun seri PBS006 akan jatuh tempo 15 Sept 2020 dan ditawarkan dengan imbalan 8,25%.
Untuk seri SPN-S 13022015 bertenor pendek enam bulan dan akan jatuh tempo 13 Februari 2015. Surat utang ini menawarkan imbalan secara diskonto.
Lelang akan ditutup pukul 12.00 WIB. Pengumuman lelang akan dilakukan pada hari yang sama pada pukul 15.30. Sedangkan setelmen akan dilakukan pada 15 Agustus 2014.
Pemerintah menargetkan bisa menyerap dana Rp 1,5 triliun dari lelang ini. (Wahyu Satriani)