Eka kerap mengikuti lomba membuat jingle. Lantaran sering menang lomba, Eka dipilih untuk mengaransemen lagu untuk Nikita Willy pada 2010. Di samping itu, Eka mulai memproduksi lagi jingle untuk perusahaan dan iklan. “Tapi dulu kurang ter-expose,” ungkapnya.
Nama Eka bersinar ketika ia membuat video parodi Arya Wiguna yang wajahnya sempat mengisi layar kaca pada 2013. Video itu ditonton oleh satu juta orang. “Dari situ saya konsisten untuk berkarya lewat wadah Youtube,” ujar dia.
Eka enggan mengatakan penghasilan yang ia dapat dari Youtube. Namun, ia bilang, Youtube punya sistem penghitungan sendiri. Youtube bisa menganalisa video yang ditonton sampai akhir atau yang hanya ditonton selama lima detik. Nah, penghasilan mitra dihitung berdasarkan jumlah penonton dan lama video ditonton. “Penghasilan saya perbulan yang diperoleh dari Youtube itu di atas UMR,” cetus dia.
Pemasukan dari Youtube menyumbang setidaknya 30% dari total penghasilan pribadinya per bulan. Menurut Eka, ada Youtubers yang bisa meraih lebih dari Rp 10 juta hanya dari pemasangan iklan di Youtube.
Tak hanya perorangan, akun Youtube milik perusahaan pun bisa meraup keuntungan dari program kemitraan Youtube ini. Media penyedia konten hiburan dan humor seperti Malesbangetdotcom (MBDC) bisa menjadi contoh.
CEO MBDC Christian Sugiono menuturkan, MBDC sudah jadi mitra Youtube sejak awal 2013. Lantaran, videonya populer di kalangan Youtubers, MBDC ditawari mengikuti program kemitraan Youtube. Sebagai media yang fokus memproduksi konten video, Christian pun langsung menyetujui tawaran tersebut. “Kami juga melihat Youtube sebagai platform yang paling baik dalam menyajikan video secara online,” ucap Christian.
Menurut pria berusia 33 ini, penghasilan dari program kemitraan Youtube ini tak bisa dibilang besar. Untuk tiap 1.000 views, Christian bilang, besaran uang yang diberikan Youtube ada pada kisaran US$ 3–US$ 6. “Ini berubah terus tergantung dari Youtube,” ucap dia.
Dus, MBDC memang tak menggantungkan pemasukan dari program ini. Pasalnya, program ini hanya menyumbangkan penghasilan di bawah kisaran 10% untuk MBDC.
Tidak Sekadar Uang
Para youtubers yang menjadi mitra Youtube ini mengaku program kemitraan tidak hanya menghasilkan keuntungan dalam bentuk materi bagi mereka. Contohnya Sacha, yang membangun kariernya di dunia televisi. “Saya sering diundang oleh stasiun televisi untuk membicarakan akun Youtube milik saya. Bahkan ada juga yang menawari saya untuk bikin buku,” ucapnya.
Bila tertarik mengantongi pendapatan dari Youtube, Sacha bilang, saat ini merupakan saat yang tepat. Pasalnya, Youtube di Indonesia belum berkembang secara maksimal. Masih banyak pengguna internet di sini yang belum mengakses Youtube. Bahkan akun yang punya subscribers satu juta orang hanya Raditya Dika. Padahal di luar negeri, hal semacam itu sudah biasa terjadi. “Mending mulai sekarang karena kalau tunggu nanti, akan susah karena kompetisinya akan lebih ketat dan akan semakin banyak yang membuat video Youtube,” cetus Sacha.
Ia menambahkan, Youtube bisa dijadikan awal karier di bidang hiburan. Akan tetapi, selain keterampilan membuat video yang menarik, youtuber harus memiliki keterampilan lain. Sacha, misalnya, bisa jadi presenter di beberapa acara karena orang-orang mengenal dia lewat Youtube.
Berbeda dengan Eka yang kerap mendapatkan orderan membuat stick composing untuk iklan dan perusahaan-perusahaan berkat Youtube. “Ada juga yang bikin video Youtube lalu diajak main sinetron lalu jadi artis,” ucap pemilik akun dengan 277.000 subscribers ini.
Christian juga menyetujui hal itu. Menurut dia, program kemitraan ini bukan semata-mata jadi sumber penghasilan tapi mendatangkan peluang yang lebih besar lagi. Dengan jadi mitra Youtube, konten video MBDC lebih mudah ditemukan. Pasalnya, sebagai mitra, MBDC mendapat perlakuan khusus sehingga sering dipromosikan Youtube. Ini menambah jumlah subscribers akun MBDC secara signifikan. Secara otomatis, brand awareness MBDC di kalangan masyarakat pun semakin meningkat.