TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) menyelenggarakan Asian African Business Summit (AABS) 2015 yang merupakan bagian dari Konferensi Asia Afrika ke-60 di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (21/4/2015).
Sekitar 600 orang pengusaha lokal maupun asing ikut menghadiri acara tersebut. Rinciannya 400 dari asing dan sisanya merupakan pengusaha asal Indonesia.
Ketua Kadin Suryo Bambang Sulisto mengatakan tujuan AABS ini untuk meningkatkan kesadaran pengetahuan para pengusaha Indonesia terhadap pasar-pasar tradisional di Afrika.
"Itu yang kita harapkan," kata Suryo saat ditemui di JCC.
Ia melihat neraca perdagangan Asia dan Afrika dalam 20 tahun tercatat meningkat 100 kali lipat, hingga mencapai 200 miliar dollar AS.
Namun diharapkan pada 2020 dapat mencapai 1 triiun dollar.
Suryo berpendapat, biasanya para pengusaha akan memprioritaskan negara-negara Afrika yang tidak berkonflik dalam menanam investasi.
Adapun yang dapat dijual ke kawasan Afrika adalah sektor manufaktur, selain komoditi kelapa sawit, karet dan batubara.
Namun saat ini sektor industri juga cukup menjanjikan, seperti tekstil, elektronik, sepatu dan otomotif.
"Pedagang itu kan cari tempat yang aman-aman saja. Di beberapa negara sudah stabil. Selain Afrika Selaran, negara yang potensial adalah Nigeria dan Mesir," ujarnya.