Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Hingga saat ini, sarana dan prasarana yang menunjang potensi wisata di Pulau Samosir masih dikuasai oleh mereka, putra-putri daerah Pulau Samosir.
Penginapan, homestay, berbagai sarana olahraga air, penyebrangan ke Samosir, rumah makan hingga cafe-cafe yang ada di sana seluruhnya milik warga setempat.
Belum masuknya para investor asing ke Pulau Samosir layaknya wisata-wisata di Bali maupun Lombok, turut diakui pula oleh Wakil Bupati Samosir, Rapidin Simbolon.
"Investor asing masih belum begitu tertarik untuk berinvestasi disini, hingga saat ini mereka masih sebatas niatan. Impelemtasinya belum," kata Rapidin saat ditemui akhir pekan ini di Pulau Samosir.
Rapidin melanjutkan saat ini, mereka yang menanam investasi di Pulau Samosir ialah para putra daerah. Dan tidak masuknya investor asing ke Samosir menurutnya tidak dilarang dalam Perda.
"Di Perda tidak ada larangan soal investor asing disini. Tapi memang tipikal orang Batak paling susah menjual tanah, walau punya penghasilan kecil mereka tetap mempertahankan tanah. Karakter disini begitu, jadi sulit investor luar untuk masuk," tambahnya.