TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jaringan anjungan tunai mandiri (ATM) Bersama milik PT Artajasa Pembayaran Elektronis belum berencana menaikkan tarif transaksi kepada 82 bank anggotanya.
Selain baru saja mengerek tarif pada Oktober tahun lalu, Artajasa menilai, belum ada kebutuhan untuk mematok tarif transaksi baru kepada masyarakat maupun bank.
Zul Irfan, Corporate Secretary Artajasa mengatakan, pihaknya belum berniat memberikan tarif transaksi baru dari yang berlaku saat ini. "Kami tidak ada kebutuhan untuk meningkatkan tarif. Kondisi saat ini, dollar terhadap rupiah bahkan tidak ada pengaruhnya," ujarnya kepada KONTAN, Senin (31/8).
Namun demikian, Zul menyerahkan kebijakan tersebut kepada bank penerbit apabila dirasa perlu ada kenaikan tarif transaksi. "Internal di bank penerbit bukan kewenangan kami. Yang pasti, dari kami tidak ada kenaikan tarif transaksi," terang dia.
Jaringan ATM Bersama bersama dengan ATM Prima dan bank anggota, kata dia, telah mengerek tarif transaksi lintas bank di ATM sejak tahun lalu. Yakni, dari Rp 5.000 menjadi Rp 7.500 untuk layanan transfer dana.
Sementara untuk layanan cek saldo dari Rp 2.000-Rp 3.000 menjadi Rp 4.000-Rp 4.500, dan untuk tarik tunai berlaku tarif baru sebesar Rp 7.500 dari sebelumnya hanya Rp 5.000. Kenaikan tersebut berlaku mulai Oktober 2014 lalu.
Sekadar informasi, belum lama ini Commonwealth Bank menyiarkan pesan singkat kepada seluruh nasabahnya terkait biaya tarik tunai melalui jaringan ATM Bersama dan ATM Prima yang dihitung berdasarkan jumlah saldo rata-rata.(Christine Novita Nababan)