TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah petani rumput laut di Desa Nemberala, Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluhkan anjloknya harga rumput laut.
Yan Ndoen (51) dan Kristin Boroh (49) pasangan suami istri yang sudah menjadi petani rumput sejak tahun 2000 silam, mengatakan anjloknya harga tersebut sudah berlangsung sejak empat bulan terakhir.
Menurut Yan, sebelum terjadi gejolak harga, rumput laut warna merah yang sudah dikeringkan, dijual sebesar Rp15.000 per kilogram. Harga sebesar itu turun menjadi Rp7.000 per kilogram dan saat ini mencapai Rp1.000 per kilogram.
Sementara itu rumput laut warna hijau yang dikeringkan turun dari harga awal Rp 20.000 per kilogram menjadi Rp12.000 per kilogram, dan saat ini turun lagi menjadi Rp7.000 per kilogram.
“Kami juga tidak tahu kenapa harga rumput laut bisa turun. Kami tahu harganya dari para penimbang ketika mereka datang,”keluh Yan.
karena harga yang merosot, dia hanya menyimpan hasil panen dan enggan menjual. RUmput laut itu akan dijual jika butuh uang untuk keperluan sehari-hari.
”Kalau lagi terdesak dan butuh uang, baru kami jualan antara 200 sampai 300 kilogram,” kata Yan.
Hal senada juga disampaikan Yane Balu, yang mengaku harga rumput laut ditentukan oleh pembeli dari Surabaya.
"Jika terjadi gejolak harga, petani rumput laut di Rote juga terkena imbas," kata Yane.(Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere)