TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Rontoknya indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang tahun 2015 turut menyeret kinerja unitlink berbasis saham. Tahun lalu, unitlink berbasis saham menutup tahun dengan return minus dua digit.
Mengutip data PT Infovesta Utama, selama tahun Kambing Kayu, unitlink saham jeblok hingga minus 12,5%. Hal ini seiring dengan rontoknya IHSG sepanjang tahun lalu sebesar 12,8%.
Unitlink berbasis campuran juga menorehkan kinerja negatif, yakni minus 5,31%. Hanya unitlink berbasis pendapatan tetap yang mencetak kinerja positif yakni 1,72%.
Praska Putrantyo, Analis PT Infovesta Utama mengatakan, pelemahan rata-rata kinerja unitlink jenis saham karena terkena dampak koreksi di pasar saham (IHSG) di periode sama.
Begitu juga dengan rata-rata kinerja unitlink jenis campuran yang sebagian menempatkan portofolionya pada instrumen saham.
Hanya rata-rata unitlink jenis pendapatan tetap yang mampu mencetak return positif. Hal ini sejalan dengan solidnya kinerja indeks obligasi.
"Indeks obligasi baik surat utang negara maupun obligasi korporasi, masing-masing membukukan kinerja positif yakni 3,91% dan 7,07%," jelas Praska, Rabu (6/1).
Tahun ini, kata Praska, masih ada beberapa sentimen yang berpotensi mengguncang kinerja unitlink. Salah satunya adalah faktor nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. (Dina Farisah)