Kemudian Victor, Leon, dan William mendirikan Tokopedia, yang pendaftaran hak merek Tokopedia dilakukan sendiri oleh Victor pada Desember 2008 hingga Tokopedia berdiri sebagai perusahaan pada Februari 2009.
Operasional dipercayakan kepada Leon dan William yang secara profesional digaji di Tokopedia.
Pada 6 Februari 2009, Victor mendirikan akta perusahaan PT Tokopedia dan menyatakan siap berinvestasi sendiri di Tokopedia.com (bootstraping), saat Tokopedia tidak berhasil mendapatkan investor.
Berdasarkan akta perusahaan PT Tokopedia, Victor berkomitmen investasi Rp 2,4 miliar sehingga memiliki saham sebesar 80 persen di Tokopedia.
Sisanya dimiliki oleh William dan Leontinus, masing-masing 10 persen, padahal keduanya tanpa mengeluarkan uang sepeser pun.
Selain mendanai Tokopedia di tahap awal, Victor juga membantu operasional Tokopedia hingga masuk East Ventures sebagai investor pertama Tokopedia pada Januari 2010.
Seperti dalam hal ide, strategi, bisnis model, masalah legal, keuangan, bank, akuntansi, perpajakan, dan pemilihan mitra strategis seperti dengan East Ventures.
Berkat Victor, di awal-awal usaha, Tokopedia mendapat bantuan sumber daya manusia yang berasal dari karyawan PT Indonusa yang mengurusi masalah operasional seperti keuangan, akuntansi, dan legal.
Ketiga, Danny Oei Wirianto, Chief Marketing Officer GDP Venture, perusahaan modal ventura lokal milik Djarum Group.
Danny mengaku menjadi angel investor di startup seperti Kaskus (Indonesia), Carousell (Singapura), serta Ryce dan Eaze, keduanya berbasis di Amerika Serikat.
Dengan pengalaman 20 tahun di dunia internet, Danny berani menginvestasikan personal money-nya.
Meski tidak menyebutkan secara spesifik, Danny memperkirakan dana yang dikucurkan angel investor berkisar Rp 50 juta hingga Rp 1 miliar, tergantung kondisi keuangan si angel investor.
“Keuntungan menjadi angel investor adalah apabila sebuah startup berhasil ke pendanaa series A, B atau selanjutnya, kita bisa melihat kenaikan yang signifikan dari value seed investment kita di startup.
Namun, angel investor juga lebih berisiko tinggi, keberhasilan dari satu startup belum pasti dan kebanyakan mati sebelum pendanaan berikutnya,” ujar Danny yang pernah membuat startup, antara lain Mindtalk.com, SemutApi Colony, dan MerahPutih Inc.