Dari eksternal, angin segar akan bersumber dari peluang kenaikan rating dari lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) untuk peringkat utang Indonesia menjadi investment grade BBB-.
Pada 21 Mei 2015, S&P sudah mengerek outlook rating Indonesia dari stable menjadi positif sekaligus mengafirmasi rating pada level BB+.
"Kalau domestik kita bagus, maka pasar modal akan punya tenaga untuk naik," harapnya.
Investment Director PT Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana sepakat, pasar saham dalam negeri akan menghimpun amunisi jika ketentuan tax amnesty resmi berlaku.
Namun, ada beberapa tantangan eksternal yang patut dicermati.
Di antaranya penurunan harga minyak dunia, penguatan mata uang Negeri Paman Sam, serta perlambatan ekonomi China.
"Prediksi saya, sepanjang tahun 2016 ini, return reksadana saham berkisar 10% sampai 12%. Reksadana campuran 12-15 persen," pungkasnya.
Reporter: Maggie Quesada Sukiwan