News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

HGI: Perlu Diluruskan, Sawit Tidak Picu Kebakaran Gambut

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KEBAKARAN LAHAN - Helikopter dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan mencoba memadamkan kebakaran lahan dengan cara water boombing di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Selasa (18/8/2015).Ratusan hektare lahan gambut yang terbakar pada kebakaran tersebut dan asap dari kebakaran tersebut mengganggu kendaraan yang melintas di kawasan Jalan lintas timur Palembang-Inderalaya.TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Himpunan Gambut Indonesia (HGI) menilai, pernyataan sejumlah institusi yang mengaitkan kebakaran gambut akibat penanaman kelapa sawit tidak ilmiah.

“Tidak satupun dari institusi itu yang memiliki kajian ilmiah yang mampu menjelaskan sawit sebagai stimulus dari kebakaran di lahan gambut,” kata Ketua HGI Supiandi Sabiham Guru di Jakarta, Rabu (1/6/2016).

Menurut Supiandi pernyataan keliru dan berulang-ulang sangat menyesatkan dan mencoreng kredibilitas institusi bersangkutan.

Apalagi jika hal itu disampaikan oleh orang-orang pada institusi yang seharusnya berbicara secara akademisi.

Supiandi juga menilai, pernyataan-pernyataan tersebut nyaris tidak mempunyai hubungan dengan perbaikan tata kelola gambut. Semangatnya hanya untuk memojokkan industri sawit nasional.

“Pernyataan-pernyataan itu sangat emosional, bertendensi negatif serta tidak ilmiah sama sekali,” kata Guru Besar IPB itu.

Menurut Supiandi, institusi perlu mengubah paradigma berpikir dan lebih banyak belajar dari institusi bergengsi global seperti Enviromental Protection Agency (EPA) dari Amerika Serikat dan Universitas Göttingen, Jerman.

EPA adalah sebuah lembaga Pemerintah Amerika Serikat yang bertugas melestarikan lingkungan hidup dan kegiatan kerjanya mirip Kementerian Lingkungan Hidup di Indonesia.

“EPA justru melakukan kajian yang mendukung pengembangan sawit di Indonesia sebagai minyak nabati unggulan. Dukungan riset untuk pengembangan sawit nasional juga dilakukan Universitas Göttingen, Jerman,” kata Supiandi.

Karena itu, kata Supiandi, institusi perlu belajar dari banyak pihak untuk memperoleh masukan yang benar.

“Berbahaya hanya sekedar menggalang kekuatan, namun tidak mau belajar dari akademisi yang paham persoalan gambut dan kelapa sawit,” kata Supiandi.

Supiandi memastikan, hingga hari ini, persoalan kebakaran gambut di Indonesia lebih disebabkan masalah sosial.

“Tidak ada korelasi ilmiah antara kebakaran gambut dengan penanaman sawit,” kata dia.

Pernyataan senada disampaikan Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik Badan Informasi Geospasial (BIG) Nurwadjedi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini