TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Sektor perikanan dalam negeri kembali dihantam masalah. Setelah 46 kontainer tuna asal Indonesia ditolak Amerika Serikat, kini Negeri Paman Sam itu menyetop impor rajungan dari tanah air.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Nilanto Prabowo mengatakan, penghentian ekspor rajungan ini dilakukan importir Amerika, karena stok rajungan di negara itu masih melimpah.
Hingga kini, belum diketahui sampai kapan penghentian tersebut dilakukan.
"Saya harap secepatnya dalam satu hingga dua bulan ini, kami masih terus pantau," katanya, Kamis (25/8/20916).
Menurut siklus tahunan, permintaan daging rajungan di luar negeri akan naik kembali di bulan Oktober sampai Desember.
Tingginya permintaan itu dipengaruhi adanya peringatan hari raya, seperti Natal dan Tahun Baru sehingga konsumsi meningkat.
Selain itu, harga jual pada bulan tersebut juga bakal tinggi yaitu bisa mencapai Rp 60.000 sampai Rp 70.000 per kg.
Mandeknya ekspor rajungan ke AS menyebabkan pasokan rajungan di dalam negeri melimpah. Efeknya, harga jual di pasaran terjun bebas.
Nilanto mengatakan, harga rajungan saat ini turun sampai 50% menjadi Rp 35.000 per kg.
Sekitar 50 persen kebutuhan rajungan AS dipasok dari Indonesia.
Reporter: Tri Sulistiowati