TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di sektor properti, grafik pertumbuhan selalu mengalami kenaikan dan penurunan sepanjang tahun.
Namun, dalam dua tahun terakhir, para pengembang menilai kondisi ekonomi sangat berat.
"Setelah saya tanya, ada anggota REI yang bahkan berhenti beroperasi. Lahannya ada tapi mereka takut kalau dibangun ngga ada yang beli," ujar Ketua DPD REI DKI Jakarta Amran Nukman saat sambutan acara Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DKI Jakarta 2016, di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa (18/10/2016).
Akibat ekonomi yang belum pulih beberapa anggota pun berhenti memproduksi properti terutama hunian dalam dua tahun terakhir.
Meski demikian, Amran menggambarkan kondisi ini dengan kalimat sederhana, yaitu properti lesu namun optimistis bangkit.
Menurut dia, perlu kata 'optimistis' di sini, karena pengembang selalu yakin akan ada kenaikan kembali.
"Apalagi pemerintah melakukan upaya bukan hanya political will tapi riil dengan beberapa paket kebijakan untuk mengatasi keadaan ini," tutur Amran.
Amran menyebutkan, sejumlah kebijakan ini antara lain amnesti pajak dan pengurangan Loan to Value (LTV).
Khusus untuk amnesti pajak, dana repatriasi yang dihasilkan merupakan bentuk kongkrit untuk mendukung industri properti.
Pasalnya, jika dana itu ingin dibelanjakan, instrumen properti menjadi bukti nyata. Sementara instrumen lainnya, harus dibahas dulu. (Arimbi Ramadhiani)