TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai salah satu kebutuhan harian utama manusia, bisnis makanan tetap menarik digarap meski pemainnya banyak.
Bagi mereka yang punya modal cekak dan kemampuan memasak pas-pasan, menjual makanan olahan, seperti nasi goreng, yang ditawarkan secara keliling dengan gerobak bisa jadi ide usaha yang layak dijalankan.
Namun tentu, peluang usaha kuliner tidak sebatas bisnis survival semacam itu. Di saat daya beli masyarakat semakin meningkat, keinginan menikmati makanan pun semakin beragam.
Ada orang yang bertekad hidup sehat hingga sudi menghitung berapa besar kalori yang ada di tiap makanannya.
Kelompok orang semacam ini membuka celah pasar bagi mereka yang ingin berbisnis katering sehat.
Bahkan, peluang usaha kuliner bisa juga datang dari kebutuhan untuk mengemil, alias menikmati makanan ringan di saat bercengkerama dengan keluarga atau kerabat. Inilah yang melahirkan tempat-tempat semacam kafe.
Saat ini kafe bukan lagi tempat yang asing bagi kita yang tinggal di daerah perkotaan.
Kafe yang konsepnya datang dari luar negeri, tepatnya Perancis itu, merujuk ke tempat orang bercengkerama menikmati aneka minuman juga makanan ringan.
Memang, konsep kafe punya padanan di sini, yaitu kedai kopi. Namun tentu, jika kita mendengar nama kedai kopi, ingatan kita pasti terantuk ke tempat menyeruput kopi seadanya yang bergaya jadul.
Kebanyakan pebisnis kuliner zaman kini pun lebih suka menyandingkan istilah kafe di papan nama tempat usahanya ketimbang kedai kopi.
Selain memberikan kesan yang lebih menarik ke calon pembeli, konsep kafe pun lebih fleksibel. Paling tidak, dalam ragam minuman yang ditawarkan.
Sebuah kafe, saat sudah berkembang dan ingin menjaga agar pembelinya tak bosan, tentu bisa menambahkan menu minuman selain kopi, seperti teh, atau bahkan minuman yang mengandung alkohol.
Nah, jika Anda tertarik untuk terjun ke bisnis kuliner, dan tengah menimbang untuk membuka kafe, berikut beberapa poin yang harus Anda pertimbangkan dan persiapkan dengan matang:
Merancang konsep