TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Secara bertahap, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dipastikan akan menghentikan impor non-woven material atau bahan baku pelapis atap bagian dalam (surface headlining) dari Tiongkok.
Pasalnya, PT Herculon Carpet (Herculon), perusahaan nasional asal Semarang, Jawa Tengah berhasil mengisi peluang kerjasama peningkatan penggunaan kandungan lokal oleh Toyota Indonesia.
Produsen karpet untuk otomotif dan home decoration ini mendapat kepercayaan memasok kebutuhan non-woven untuk material komponen Toyota Fortuner yang diproduksi TMMIN. Dalam waktu dekat, Herculon akan memasok non-woven material untuk model Toyota Yaris dan Toyota Vios.
Baca: Herculon Mulai Pasok Non-Woven Material untuk Toyota Indonesia
Sebelumnya, TMMIN sepenuhnya menggunakan produk impor sehingga dengan langkah kerjasama ini kebutuhan impor dan devisa menjadi berkurang.
Target Kandungan Lokal
Sementara itu, Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono menargetkan kandungan lokal murni (true local content) naik bertahap hingga menyentuh 80 persen pada 2020 dibandingkan saat ini 60 persen.
Jumlah ini tertinggi di Asia. sebagai perbandingan, kandungan lokal murni industri otomotif Thailand hanya 73 persen.
Sementara itu, kandungan lokal berbasis nilai tambah ditargetkan mencapai 90 persen dari saat ini 85 persen.
Jumlah ini dihitung berdasarkan kandungan komponen yang dipasok dari dalam negeri, tanpa memperhitungkan sumber bahan baku. Artinya, meski bahan baku diimpor, suatu komponen bisa dibilang lokal jika diproduksi di Indonesia.
Tahap awal, TMMIN melokalisasi nonwoven yang dipasok PT Herculon Carpet. Bahan baku itu dikirim ke pemasok lapis 1 TMMIN PT Inoac Polytechno Indonesia (IPI).
Warih Andang Tjahjono menyatakan, lokalisasi dilakukan untuk meningkatkan daya saing industri mobil. Sebab, hal itu bisa menjaga stabilitas harga sekaligus mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Para pemasok, kata dia, juga diuntungkan oleh lokalisasi. Sebab, lokalisasi bisa menghindari kerugian kurs.
"Lokalisasi juga membuat harga mobil di pabrik lebih stabil. IKM akan diuntungkan dan pembangunan industri bisa berjalan. Adapun harga on the road ditentukan oleh banyak faktor, seperti pajak," ujarnya, Selasa (11/7/2017).
Seiring dengan itu, dia menegaskan, industri otomotif Indonesia siap bersaing dengan industri negara lain yang belakangan gencar masuk pasar Indonesia. Industri juga bisa bertempur di pasar ekspor.
Dia menilai, peningkatan kandungan lokal murni dicapai melalui integrasi industri hulu dan hilir. Proses pengujian bahan baku sangat ketat.
"Kami mulai agresif melokalisasi penggunaan bahan baku sejak tahun lalu dan mulai membuahkan hasil. Saat ini, integrasi dengan hulu mulai jalan," kata dia
Sebelumnya, dia menegaskan, TMMIN melokalisasi resin plastik dengan menggandeng perusahaan petrokimia terbesar nasional, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Tahun depan, TMMIN bakal menggunakan baja otomotif dari pabrik Nippon Steel dan JFE di Indonesia. Targetnya, penggunaan baja impor bisa turun 50 persen.
Selain itu, dia menyatakan, TMMIN menjajaki lokalisasi untuk aluminium dan karet sintetis. Pemasok lapis dua dan tiga juga ditargetkan naik dari posisi saat ini masing-masing sekitar 300. Adapun pemasok lapis satu didorong melokalisasi bahan baku.