Laporan wartawan Tribunnews.com, Adiatmaputra Fajar Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Arif Budimanta, mengingatkan pemerintah menggunakan utang untuk mendukung program peningkatan kesejahteraan warga negara.
Hal itu bisa terjadi, jika utang berhasil dikonversi menjadi aset yang produktif, sekaligus memberikan akses kepada masyarakat.
Data Kementerian Keuangan menyebutkan, utang pemerintah per Mei 2017 mencapai Rp 3.672 triliun.
Walaupun utang ini besar, kata Arif, seharusnya tetap dapat dimanfaatkan sebagai aset yang produktif.
Sehingga mampu mendorong terciptanya kesejahteraan sosial.
“Jika hal itu dilaksanakan, maka kondisi utang saat ini akan sangat mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan semangat Ekonomi Pancasila,” katanya di “Kongres Pancasila IX” di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Sabtu (22/7/2017).
Arif mengingatkan utang jangan dilihat sebatas upaya untuk menutupi kekurangan likuiditas atau memberikan napas lebih lega bagi fiskal.
“Karena yang harus dilihat adalah pemanfaatannya,” katanya.
Sepanjang pemanfaatannya memberikan kesejahteraan kepada warga, Arief yakin dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas nasional.
Dengan demikian, lanjut Arif, terjadi proses pembangunan secara berkesinambungan yang baik.
"Utang terkonversi menjadi aset produktif, kemudian memberikan manfaat pada tingkat kesejahteraan warga, selanjutnya masyarakat Indonesia pun semakin produktif," jelas Arief.
Kendati demikian, Arif juga mengingatkan agar dalam penerbitan utang jangan sampai memberikan beban jangka panjang.
Karena itulah, imbal hasil maupun suku bunga serta jangka waktu perlu menjadi perhatian pemerintah.
“Kalau imbal hasilnya tinggi dan jangka waktunya pendek, berpotensi menjadi beban bagi anggaran belanja pemerintah,” katanya.