PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Banten atau bank bjb sukses membangu pengembangan bisnis dan usaha Koperasi Unit Desa Puspa Mekar di Bandung Barat yang sempat melalui program kredit koperasi.
Pada tahun 1999, Koperasi Unit Desa Puspa Mekar berdiri dan menjalankan kegiatan usaha pada bidang penampungan susu sapi di Desa Cihanjuang, Kabupaten Bandung Barat.
Ada lima orang pengurus dan memberdayakan sumber tenaga dari peternak susu sapi setempat.
Namun, kisah minor kemudian hadir karena pada tahun 2004, koperasi terlilit utang sangat besar mencapai Rp 2,5 miliar. Perjalanan bisnis yang semula direncanakan sistemik, justru berlangsung dengan tidak baik dan koperasi dinyatakan kolaps.
Kenyataan tersebut membuat keempat pengurus kemudian memilih pergi meninggalkan koperasi. Sehingga hanya menyisakan seorang pria bernama Djatnika sebagai subjek tunggal penggerak keberlangsungan kegiatan usaha koperasi.
Tidak ada pilihan lain bagi Djatnika selain dari menjual aset pribadinya berupa tanah di kawasan Jalan Sersan Bajuri, Kota Bandung senilai Rp2,5 miliar agar dapat menyelamatkan bisnis koperasi yang telah dirintisnya.
Walau utang berhasil diselamatkan tapi tidak dengan perjalanan bisnis. Alasannya karena Djatnika tidak memiliki sumber dana untuk melanjutkan aktivitas bisnis.
"Saya sendirian mengurus koperasi hingga tahun 2013. Keadaan keuangan yang rumit sehingga memaksa saya menitipkan susu sebanyak sembilan ton ke Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) di Lembang," ujar Djatnika dikediamannya di Jalan Terusan Sersan Bajuri, Kabupaten Bandung Barat.
KPSBU merupakan koperasi besar yang telah berdiri sejak tahun 1971. Memiliki kegiatan yang meliputi usaha simpan pinjam dan perdagangan susu. Kini jumlah anggotanya terbilang masif karena berkisar di angka 8.000 orang.
Oleh KPSBU, Koperasi Puspa Mekar diberikan bantuan berupa pinjaman dana segar. Akan tetapi, pengelolaan manajemen dan pemasaran dijalankan oleh KPSBU. Artinya, ekspansi bisnis dan keuntungan dari Koperasi Puspa Mekar berjalan apa adanya.
"Ketika itu saya punya cita-cita untuk mandiri. Namun utang ke KPSBU harus dibayarkan dulu. Sementara Koperasi Puspa Mekar hanya memiliki sedikit keuntungan karena manajemen dipegang KPSBU," kenang Djatnika.
Djatnika tidak kemudian diam. Ragam usaha seperti permohonan pinjaman kepada pihak perbankan sering dilakukannya. Namun hasilnya nihil. Pasalnya beberapa bank yang dikunjungi tidak menyanggupi besaran pinjaman yang diharapkan Djatnika.
Hingga akhirnya Djatnika bertemu dengan salah satu Account Officer bank bjb Kantor Cabang Padalarang. Pertemuan tersebut berlanjut pada kesepakatan kerja sama berupa peminjaman kredit oleh kedua pihak.
Djatnika diberi kesempatan untuk dapat menikmati fasilitas bank bjb Kredit Koperasi karena dinilai sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.