Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan berkunjung ke dua pesantren selama berada di Jawa Timur, Sabtu (7/4/2018).
Jonan meresmikan sejumlah program yang langsung menjawab kebutuhan santri dan masyarakat.
Salah satunya, Jonan meresmikan penggunaan Instalasi Biogas Skala Komunal di Pondok Pesantren Terpadu Al Yasini, Wonorejo, Kabupaten Pasuruan.
Instalasi Biogas Skala Komunal yang diresmikan Jonan terdiri dari 50 unit water closet (WC), 1 unit IPAL, 1 digester biogas berukuran 2 X 12 m3 tipe fixed dome beton, 2 unit lampu biogas dan 4 kompor biogas.
Instalasi ini dibangun oleh Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, rampung pada Agustis 2017. Dimanfaatkan untuk kebutuhan memasak bagi 3.000 santri.
"Saya sangat salut bahwa pondok pesantren menjadi pelopor energi baru terbarukan, pelopor modernisasi energi di Indonesia. Tidak semua wilayah Indonesia mau membangun," kata Jonan saat peresmian.
Menurut Jonan, Kementerian ESDM selain membangun biogas komunal di berbagai tempat, juga membangun instalasi energi terbarukan lainnya, serta sumur bor air tanah skala besar.
"Pondok manapun kalau berkenan, kita akan bangun. Ini APBN, uangnya rakyat harus kembali ke rakyat. Pesantren Al Yaisni kalau mau dibangun sumur bor untuk 3.000 santri, kita akan bangun. Kalau mau dibangun listrik tenaga surya, kalau para kiai setuju, langsung kita bangun. Saya bawa semua ahlinya ke sini," terangnya.
Pengasuh PP Al Yasini, KH A Mujib Imron mengatakan pembangunan biogas komunal tersebut sangat besar manfaatnya bagi santri.
"Saya sampaikan terima kasih pada Pak Menteri. Bantuan ini sangat bermanfaat. Bayangkan di sini ada 3.000 santri, dengan penambahan 50 WC mereka jadi tak terlambat masuk sekolah," katanya.
Selain itu, pemanfaatan biogas tersebut bisa menghemat biaya operasional pesantren serta menjaga kebersihan lingkungan. Mewakili para santri, ia mengucapkan terima kasih pada Kementerian ESDM.
"Terima kasih. Limbah (tinja) jenengan (kamu) semua setiap hari bisa jadi sumber energi terbarukan," ungkap Kiai Mujib merujuk pada ribuan santrinya yang ikut menyambut Jonan.
Menandai peresmian, Jonan meninjau lokasi biogas komunal, dan menjajal kompor biogas dengan memasak telur ceplok. Telur ceplok buatan Jonan diberikan kepada para kyai yang hadir.
Seusai peresmian, Jonan bersilaturahmi ke KH A Nawawi Abd Djalil, pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan.
Kyai Nawawi adalah salah satu kyai sepuh kharismatis di Jawa Timur. PP Sidogiri merupakan salah satu pesantren terbesar dan tertua, yang sudah berdiri sejak tahun 1745.
Pertemuan selepas maghrib itu berlangsung akrab, gayeng, diselingi canda dan tawa. Keduanya lebih banyak bercakap dalam bahasa Jawa. Kyai Nawawi menyampaikan penghargaan kepada Jonan atas kontribusinya yang bermanfaat besar untuk pesantren.
Kyai Nawawi mengundang Jonan untuk kembali ke Sidogiri dengan waktu yang lebih luang.
Air Bersih untuk Pesantren
Sebelumnya Jonan meresmikan penggunaan 53 sumur bor air bawah tanah (ABT) untuk 18 kabupaten di Jawa Timur. Peresmian dipusatkan di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Desa Suci, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember.
Jonan menyatakan keberadaan sumur bor air tanah itu penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih.
"Satu sumur bor ini debitnya bisa dua liter per detik, bisa melayani tiga ribu jiwa. Untuk MCK dan untuk masak," terang Jonan.
Pembangunan 53 sumur bor di Jatim ini menggunakan APBN tahun 2017. Satu sumur bor air tanah memerlukan biaya Rp 400 juta hingga Rp 500 juta. "Tapi manfaatnya besar sekali," kata Jonan.
Pembangunannya dikerjakan oleh Badan Geologi Kementerian ESDM. Selain di Jawa Timur, sumur bor air tanah juga dibangun di daerah lain yang sulit air. Pekan lalu Jonan meresmikan 24 sumur serupa untuk Jawa Barat, dipusatkan di Tasikmalaya. Sebelumnya Jonan meresmikan sumur bor air tanah untuk NTT, dipusatkan di Pulau Alor.
Tahun anggaran 2018 ini Badan Geologi Kementerian ESDM akan membangun 500 sumur bor air tanah di sejumlah lokasi sulit air di berbagai kabupaten/kota. (*)