TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Gerak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan menjelang akhir pekan, Jumat (20/4/2018) diprediksi kembali melanjutkan pelemahan.
Dalam catatan Bloomberg, mata uang garuda pagi ini dibuka di level Rp 13.795 per dolar AS dari posisi penutupan perdagangan kemarin yang bertahan di posisi Rp 13.785 per dolar AS.
Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, laju rupiah tak mengalami perubahan di tengah guyuran sentimen positif dari dalam negeri.
Sentimen positif tersebut antara lain, pemaparan Menteri Keuangan Sri Mulyani terhadap pencapaian reformasi fiskal dan moneter Indonesia. Bank sentral juga merilis suku bunga acuan BI tetap di level 4,25 persen.
Baca: Mitsubishi Yakin Separuh Produksi Pajero Sport Rockford Fosgate Ludes di IIMS
Sementara itu, perkiraan akan kenaikan suku bunga AS membuat pergerakan imbal hasl obligasi AS juga turut mengalami kenaikan dan berimbas pada pergerakan dolar AS yang ikut terkerek. Sejumlah rilis data-data ekonomi AS kian membaik sehingga turut memberikan sentimen positif pada dolar AS.
“Imbasnya laju rupiah kembali dalam pelemahannya,” kata Reza dalam risetnya.
Reza memprediksi, gerak rupiah kembali tertahan kenaikannya. Rupiah diestimasikan akan bergerak dengan kisaran pada kisaran support Rp 13.785 dan resisten Rp 13.772 per dolar AS.