TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - - Tahun 2017 bagi PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk atau Ramayana penuh tantangan.
Ramayana mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 4,0% dari Rp 5,86 trilIun pada tahun 2016 menjadi Rp 5,62 trilIun pada tahun 2017.
Kontribusi pendapatan terbesar selama tahun 2017 diperoleh dalam kuartal ke-2, dimana terdapat penjualan Lebaran.
Laba kotor yang dicapai selama tahun 2017 adalah Rp 2,21 triliun naik 0,4% dari Rp 2,20 triliun ditahun 2016.
Marjin laba kotor tahun 2017 adalah 27,2%, naik dibandingkan marjin laba kotor tahun 2016 yang sebesar 26,7%.
Laba bersih turun dari Rp 408,5 milyar menjadi Rp 406,6 milyar atau turun 0,5%, disebabkan terutama oleh menurunnya pendapatan dari unit usaha supermarket.
Meskipun penurunan tercatat pada lini supermarket, tetapi dilain pihak terdapat peningkatan penjualan dari produk fesyen (department store) dengan marjin keuntungan yang meningkat pula, khususnya pada bagian barang konsinyasi.
Hal itulah yang menjadikan bekal terbesar Ramayana dalam menyongsong tahun 2018, karena hal ini menunjukkan membaiknya daya beli pelanggan setia mereka.
Dengan dilatarbelakangi oleh pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil di wilayah Jabodetabek, maka pada tahun ini Ramayana memfokuskan strategi pembukaan toko di daerah industri Jabodetabek dan Jawa.
Baca: Ingin Tahu Bagaimana Cara Ibu Qasidah Iklan Ramayana Muncul dari Rice Cooker? Ini Jawabannya
Adapun strategi Ramayana pada tahun 2018 ini diantaranya seperti memfokuskan pada penjualan department store, khususnya dari barang konsinyasi.
Kemudian juga konsep lifestyle akan terus dikembangkan di mall dimana gerai Ramayana berada, dengan bekerjasama dengan pemilik gedung.
Terus mengurangi kerugian dari bisnis supermarket juga menjadi catatan penting bagi Ramayana untuk tahun 2018 ini, serta menjaring dan mengembangkan program-program customer loyalty dengan menerapkan sistem member card.
Setyadi Surya, Corporate Secretary PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk, menyatakan pihaknya berharap ada pertumbuhan, terutama saat Ramadan ini.
“Kita berharap ada pertumbuhan, Ramadhan dibanding Ramadhan ya. Tapi jika dibanding waktu kan beda, karena Ramadhan tahun ini lebih maju pasti kita tutup poin besar. Tapi jika Ramadhan tahun ini dengan tahun depan kita harapkan ada pertumbuhan,” tutur Setyadi kepada media usai pelaksanaan RUPS.