Seminar nasional ini hadir pula Kepala Pusat Standardisasi Industri Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian, Yan Sibarang Tandiele.
Dalam materinya terkait arah kebijakan dan strategi pengembangan industri nasional memaparkan pusat perkembangan ekonomi Indonesia masih di Pulau Jawa.
Struktur perekonomian Indonesia secara spasial tahun 2017 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 58,49 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 21,66 persen.
"Kontribusi Industri dalam perekonomian Nasional, industri pengolahan non-migas sebagai kontributor utama PDB Indonesia," jelas Sibarang.
Sedangkan Sekertaris Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan Martin Simanungkalit dalam materinya mengatakan ada masalah utama ekspor Indonesia, disamping kondisi perekonomian global, terjadinya trade war US-China.
Ekspor Indonesia selama 50 tahun ditopang oleh Natural intensive products. Surplus perdagangan disebabkan karena kenaikan harga komoditas, bukan nilai tambah.
Untuk itu, Indonesia akan mendorong industri berorientasi ekspor dan meningkatkan ekspor barang-barang yang bernilai tambah tinggi.
Seminar nasional ini dihadiri ratusan para pelaku usaha dan merupakan bagian dari kelanjutan kegiatan Jaringan Pemerhati Industri dan Perdagangan (JPIP).