News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menteri Susi Akan Kirim Surat, Menteri Perdagangan Harus Kurangi Kuota Impor Garam

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengutarakan niatnya untuk mengirimkan surat kepada Menteri Perdagangan Airlangga (Mendag) Enggartiasto Lukita agar mengurangi kuota impor garam.

Susi beralasan, kebijakan impor garam selama ini membuat harga garam produksi petani lokal semakin tertekan.

"Kalau kita boleh mengatur seperti 2016, petaninya makmur, produksinya naik. Sekarang produksinya naik tapi harga kadang-kadang turun, karena pelaku impor impor pas panen," ujar Susi dalam konferensi pers di Kantor KKP, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (17/12/2018).

"Makanya saya akan minta ke Mendag mengurangi kuota impornya, saya akan minta secara surat, sesuai dengan jumlah produksi yang naik maka impor harus turun. Tidak boleh membanjiri pasar untuk menurunkan harga para petani," sambung dia.

Baca: Disebut Gunakan Pengaruh Politik untuk Lancarkan Bisnis Batubaranya, Ini Tanggapan Menteri Luhut

Ia menerangkan, pada aturan tahun 2016 silam, jumlah impor diatur, sehingga industri garam lokal cenderung naik produksinya dan diharga stabil pada Rp 2.000.

"Kalau impornya digerojokan garam murah dari luar negeri ya pasti petani garam akan rendah. Rp 1000 perak katanya itu di atas HPP tapi tipis sekali, kesian sekali petaninya, harusnya petani dapat Rp 1500 ke atas," kata Susi.

Baca: Tata Mustasya Greenpeace: Ada Perselingkuhan Perusahaan, Birokrat dan Politisi di Bisnis Batubara

Susi menilai, angka impor garam ideal pada tahun depan berada pada 1,7 juta ton garam.

"Nanti tahun depan kurangi lagi jadi 1,7 juta ton, terus begitu, nanti akan membangun kapasitas untuk swasembada. Kalau tidak, nanti tidak bisa terus meningkatkan kapasitas petani, karena harga tertekan terus," jelas dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini