Sehubungan dengan pencapaian kinerja RFB tersebut, Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ), Stephanus Paulus Lumintang mengatakan saat ini RFB sebagai perusahaan pialang terbesar dan terdepan di industri PBK dengan kontribusi terbanyak di BBJ.
Dalam era global market dan perkembangan teknologi, RFB selalu mengikuti dan menyesuaikan kebutuhan pasar terutama untuk para nasabah. Sehingga dapat memudahkan para nasabah untuk bertransaksi secara mudah dan real time.
“Kami optimis, RFB dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas di tahun 2019 ini menjadi lebih besar lagi dari tahun sebelumnya,”ucapnya.
Sementara itu Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia, Fajar Wibhiyadi turut menyampaikan bahwa saat ini pencapaian kinerja RFB di tahun 2018 sebagai perusahaan pialang terbesar mencapai rangking sebagai pialang teraktif nomor 1 dengan pencapaian volume total transaksi 1.178.427 lot dengan rata-rata transaksi harian mencapai 4.532,4 lot/hari.
“Di era revolusi 4.0, RFB selalu menyesuaikan kebutuhan pasar, sehingga nasabah dapat bertransaksi secara mudah dan real time dan user friendly. Kamipun optimis, di tahun 2019 ini RFB dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas nya untuk menjadi lebih besar lagi,” tandasnya
Opitimis Tembus Rekor Baru di Tahun 2019
Jika di tahun 2018, RFB berhasil melampaui target, di tahun 2019 perseroan optimistis menetapkan target total volume transaksi sebesar 1,5 juta lot yang terdiri dari 1,1 juta lot untuk volume transaksi bilateral, dan 400 ribu lot untuk volume transaksi multilateral.
Realisasi angka tersebut akan didukung dengan pengembangan infrastruktur dan ekspansi Sumber Daya Manusia dengan penambahan jumlah dan skill marketing di setiap cabang.
Saat ini RFB memiliki 10 kantor yang tersebar di Jakarta (2 kantor), Bandung, Semarang, Surabaya, Solo, Medan, Pekanbaru, Palembang dan Yogyakarta.
Teddy mengatakan bahwa harapan dan peluang masih terbuka luas untuk pertumbuhan pasar Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) di tahun ini, meski akan digelar pesta demokrasi pada April nanti.
Potensi terjadinya dinamika pada harga-harga komoditas itu pasti, namun pasar akan tetap stabil. Karena, beberapa permintaan komoditas seperti kopi dan emas diprediksi masih tetap akan tinggi.
Sementara untuk produk investasi sistem perdagangan alternatif (SPA), seiring membaiknya pasar finansial global, maka tingkat pertumbuhan ekonomi di berbagai negara termasuk Indonesia optimistis masih tumbuh positif sehingga daya kemampuan berinvestasi pun mengalami peningkatan.
“Yang jelas fokus strategi kami tetap sama dengan sebelumnya, yaitu mengedukasi masyarakat seluas-luasnya agar semakin banyak yang memahami dan meyakini pilihan berinvestasi di PBK dan berinovasi merancang aneka produk investasi yang memenuhi kebutuhan nasabah dan pasar,” tandas Teddy.