Ia mengatakan saat dirinya baru menjabat sebagai Menteri Pertanian, dirinya mendapatkan tanggung jawab untuk menurunkan angka tersebut yang awalnya berada pada 11,71 persen.
Tanggung jawab itu akhirnya bisa ia buktikan dengan penurunan angka inflasi menjadi 1,26 persen.
"Untuk masuk ke tingkat dunia, bisa dibayangkan inflasi pangan Indonesia waktu serah terima nomor 3 dunia tertinggi, ini tertinggi dunia inflasinya pada saat serah terima jabatan," kata Amran.
Raut wajahnya sangat semangat saat memaparkan capaiannya kepada para petinggi Tribunnews yang hadir, yakni Vice CEO Kompas Gramedia Media/Vice President of Regional News Directorate Sentrijanto, VP Entertainment News KG Media/Editor in Chief Tribunnews.com Dahlan Dahi, Newspaper Director Febby Mahendra, Wakil Pemimpin Redaksi Tribun Timur Tamsil, GM Business Warta Kota Gunawan Samiadji, GM Tribunnews.com Yulis Sulistyawan, serta General Manager Content Tribunnews Domu D Ambarita.
Ia kemudian melanjutkan, bahwa Indonesia kini telah mencapai angka penurunan tinggi inflasi melampaui negara maju seperti Jerman, Kanada, Belanda serta Jepang, termasuk beberapa negara tetangga.
"(Indonesia) melompati 12 negara, yang menarik adalah Netherland (Belanda) kita lompati, Jerman, Kanada, Jepang, Emirat Arab, Filipina, Malaysia, semua yang jagoan," papar Amran.
Melihat tingkat inflasi bahan makanan Indonesia yang turun secara signifikan, Amran pun mengaku optimis bisa mengalahkan negara lainnya, termasuk Amerika Serikat.
Bahkan dirinya yakin Indonesia bisa menempati peringkat nomor 1 penurunan tinggi inflasi mengalahkan Thailand.
"Nah ini (saya harap) nanti mengalahkan Amerika, Thailand dan kita akan geser semua, Amerika kita bisa kalahkan, ini kan 12 negara itu langsung kita patahkan, kalau kita lompat kita usahakan nomor 1 dunia," tegas Amran.
Amran kemudian menjelaskan alasan dibalik sikap optimisnya itu, terutama mengenai ambisinya untuk mengalahkan Thailand dalam penurunan tinggi inflasi.
Ia memiliki strategi untuk bisa mengalahkan capaian Thailand yang memiliki tingkat inflasi hanya sebesar 0,20 persen.
"Karena kenapa ? Ini akan kesulitan sekarang, melempar bawang dulu ke Indonesia tidak bisa, pasti produksinya anjlok petaninya kan, nah nanti dia kekurangan (stok bawang) harga dia naik, karena lemparannya Thailand ke Indonesia, makanya aku yakin kita kalahkan nanti," tutur Amran.
Lebih lanjut secara tegas ia menyatakan bahwa penurunan tinggi inflasi bahan makanan Indonesia tersebut merupakan hal utama penyumbang pertumbuhan ekonomi.
"Ini posisi nomor satu menyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia dan inflasi," pungkas Amran.