Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dampak kenaikan harga tiket pesawat terbang yang terlampau mahal, ditambah aturan bagasi berbayar membuat arus penumpang di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng, terlihat lebih lengang.
Suasana ramai yang biasa menjadi pandangan sehari-hari di Terminal 1 Demestik Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng kini tidak lagi nampak.
Tribunnews.com memantau antrean keberangkatan penumpang tujuan Bali, Lombok, dan Sumatera di terminal 1 dan membuktikan suasana yang lebih lengang tersebut. Bangku-bangku di sisi teras terminal 1 bandara juga tak ramai.
Baca: Kementerian Perhubungan Beri Peringatan ke Lion Air Terkait Keluhan Bagasi Penumpang
Pukul 14.15 WIB siang tadi hanya ada satu petugas yang bekerja memeriksa penumpang di pintu masuk.
Biasanya, antrean mengular panjang, petugas imigrasi tidak cukup satu. Hal ini juga dirasakan para penumpang yang akan berangkat menggunakan maskapi Lion Air.
Fauzul, warga asal Lombok mengaku terpaksa menggunakan pesawat karena masalah efesiensi waktu. Baginya, harga tiket tinggi ini cukup memberatkan dirinya di tengah mobilitas bekerja antar pulau.
“Terlalu mahal, selisihnya bisa Rp 500 ribu dari sebelum terjadi lonjakan harga (tiket pesawat. Karena soal lebih cepat, saya tidak punya pilihan,” ucapnya, Jumat (8/2/2019).
Fauzul merinci, harga tiket Jakarta-Lombok (atau sebaliknya) saat itu hanya dipatok Rp 800 ribu - Rp 900 ribu untuk satu kali trip.
Pasca Natal dan Tahun Baru 2019, menurutnya lonjakan harga baru ia rasakan hingga adanya kebijakan tarif bagasi berbayar.
“Lombok itu biasa saya beli di bawah satu juta, sekarang Lion Rp 1,3 juta. Saya juga tidak bisa lagi membawa banyak barang (akibat aturan berbayar bagasi),” ucap pria wirausahawan tersebut.
INACA Sudah Turunkan Harga
Seluruh maskapai nasional yang tergabung dalam Indonesia National Air Carrier Association (INACA) telah menurunkan harga tiket pesawat terbang.
Ketua INACA Ari Ashkara mengatakan, penurunan harga tiket pesawat terbang sejak Jumat 11 Januari 2019, pada beberapa rute penerbangan seperti Jakarta-Denpasar, Jakarta-Jogja, Jakarta Surabaya, Bandung-Denpasar dan lainnya.
Baca: ICW: Lima Sektor Ini Paling Banyak Dikorupsi dari Penyaluran Dana Desa Sepanjang 2018
Penurunan harga tiket ini akan dilanjutkan dengan rute penerbangan domestik lainnya menyusul keprihatinan masyarakat atas tinggi nya harga ticket dan adanya komitmen positive atas penurunan biaya kebandaraan dan navigasi dari para stakeholder seperti AP1, AP 2, AirNav dan Pertamina.
"Di tengah kesulitan para maskapai kami tetap paham dan mengerti akan kebutuhan masyarakat dan kami memastikan komitmen memperkuat akses masyarakat terhadap layanan penerbangan nasional serta keberlangsungan industri penerbangan nasional tetap terjaga," sebut Ari Askhara dalam press conference INACA, pasca melapor ke Kementerian Perhubungan RI di Jakarta, 13 Januari 2019 lalu.
Seluruh anggota INACA, jelasnya, bersama seluruh jajaran terkait pemangku kepentingan layanan penerbangan nasional seperti pengelola bandara, badan navigasi, hingga pemangku kepentingan lainnya telah melaksanakan pembahasan intensif terkait penurunan struktur biaya pendukung layanan kebandara udara dan navigasi agar dapat selaras dengan mekanisme pasar industri penerbangan dan daya beli masyarakat.
Melalui penyesuaian struktur biaya layanan penerbangan tersebut khususnya pada aspek biaya pendukung layanan kebandarudaraan dan biaya navigasi, maskapai dapat melakukan penyesuaian cost structure operasional layanan penerbangan sehingga dapat menurunkan tarif tiket penerbangan.