Komitmen Chitose untuk memberikan keuntungan kepada para investor ditunjukkan dengan tetap membagikan dividen tunai sebesar Rp 3,3 per saham equivalent dengan Rp 3 miliar atau 24,3 persen dari laba bersih tahun 2018.
Capex dan pasarbaru
Dedie mengungkapkan berdasarkan target rencana, perseroan menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex), sebesarRp 9,5 miliar.
“Capex dari kas sebesar Rp 9,5 miliar, dengan rincian penggunaan dana untuk pengembangan produk dan special project, sementara lainnya untuk produktivitas dan rehabilitasi,” imbuhnya.
Dedie Suherlan, menambahkan, perseroan sudah berinvestasi ke C-ENG Co.Ltd,Jepang sebesar ¥33.300.000 pada awal tahun ini untuk akuisisi saham dan pengembangan bisnis perseroan, guna diversifikasi produk dan pangsa pasar, khususnya produk cpro dalam menghadapi tantangan global dan peluang bisnis kedepan
“Pasar ASEAN, Jepang dan Oceania adalah target perluasan dari investasiini. Selain itu, perkembangan bisnis di lokal juga kita harapkan akan tumbuh,”ujar Dedie kembali.
Marcus Brotoatmodjo, Komisaris Utama Chitose menjelaskan prospek industry manufaktur Indonesia masih besar sehingga perseroan optimistis dan terus meningkatkan produktivitas serta perluasan usaha guna dapat memenuhi kebutuhan pasar domestic dan ekspor.
Optimis meter sebut tercermin dari laporan UNIDO bahwa Indonesia menempati peringkat ke-4 dunia dari 15 negara yang industry manufakturnya berkontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
“Ini selaras juga dengan komitmen pemerintah merevitalisasi industry manufaktur melalui pelaksanaan Road Map Making Indonesia 4.0 agar siap memasuki era revolusi industri 4.0,” jelas Marcus.