News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Melantai di Bursa Efek Indonesia, PT Hotel Fitra International Tbk Jual 220 Juta Lembar Saham

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jajaran manajemennPT Hotel Fitra International Tbk saat Pencatatan Perdana Saham di Bursa Efek Indonesia, Selasa (11/62019)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  PT Hotel Fitra International Tbk, Selasa (11/6/2019) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Perseroan menjual sebanyak 220.000.000 atau 220 juta saham kepada publik atau setara 36,67% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan, dengan nilai nominal Rp 100 per saham dengan harga IPO yang ditetapkan Rp 102 per saham.

Pada perdagangan hari pertama saham berkode FITT melejit dan ditutup di harga Rp 173 per lembar.

Harga tersebut berada di rentang tengah dari harga penawaran saat masa penawaran awal (bookbuilding) yakni antara Rp 100 per saham sebagai harga terendah hingga harga tertinggi Rp 105 per saham.

Dengan demikian Perseroan meraih dana IPO mencapai Rp 22,40 miliar.

Bersamaan dengan IPO ini, perusahaan juga memberikan pemanis (sweetener) kepada investor pembeli saham perusahaan dengan menerbitkan sebanyak 132.000.000 atau 132 juta Waran Seri I.

Baca: Ramayana Lestari Sentosa Bagikan Dividen Rp 50 per Lembar Saham

Jumlah waran tersebut setara dengan 34,73% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor perusahaan.

Waran ini diberikan  cuma-cuma kepada pemegang saham perusahaan yang namanya tercatat di daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan dengan rasio setiap pemegang 5 saham mendapatkan 3 waran, dengan harga pelaksanaan Rp 138 per saham dan periode pelaksaan antara 11 Desember 2019 hingga 10 Juni 2022.

Baca: Bali United Segera Jual Saham ke Pasar Modal dengan Target Pendapatan Naik 2 Kali Lipat

“Dengan mempertimbangkan hasil bookbuilding yang telah dilakukan oleh penjamın emisi, dengan melakukan kegiatan penjajakan kepada para investor, maka ditetapkan harga penawaran Rp 102 per saham,” ujar Joni Rizal,  Direktur Utama Hotel Fitra International Tbk di Jakarta.

Wientoro Prasetyo, Direktur Utama sekaligus Lead Underwriter PT Lotus Andalan Sekuritas menambahkan, tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) didapatkan pada 27 Mei lalu, dan masa penawaran pada 28-29 Mei.

Tanggal distribusi saham dan waran pada 10 Juni dan tanggal pencatatan di BEI pada hari ini, 11 Juni 2019.”

“Dana IPO sebesar 49% akan digunakan untuk mengakusisi tambahan landbank (bank tanah) oleh anak usaha perseroan yakni PT Bumi Majalengka Permai (BMP), sebagai pengelola Hotel Fitra. Tanah tersebut yakni seluas 2.320 meter persegi di Jalan Siti Aminah, Kelurahan Majalengka Kulon, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, yang rencananya dimanfaatkan untuk Convention Hall.

Kemudian sekitar 30% dana IPO digunakan untuk membangun Convention Hall dan sisanya IPO sekitar 21%, akan digunakan sebagai modal kerja bagi BMP, termasuk untuk pemeliharaan dan perawatan fasilitas, penyediaan perlengkapan hotel dan modal kerja.

Convention Hall tersebut berkapasitas 500 orang (theatre) dan 1.000 (standing).

Baca: Bursa Asia Pagi Ini Melemah Seiring Kekhawatiran Terjadinya Resesi

“Target pembangunan dimulai pada Juli 2019, dan target operasional pada Oktober 2019. Tahapan saat ini tengah memfinalisasi desain dan penunjukkan kontraktor,” ujar Direktur Hotel Fitra International Tbk - Tomi Tris.

Tomi menambahkan, prospek bisnis perusahaan ke depan semakin positif seiring dengan kehadiran  Bandara Internasional Kertajati, Jawa Barat.

“Penerbangan domestik melalui maskapai penerbangan terkemuka di Indonesia, belum lagi rencana direct flight wisata religi umroh dan haji dari Bandara Kertajati menuju Jeddah, dan rute sebaliknya," kata Tomi.

Pendapatan Perseroan pada 2017 mencapai Rp 2,48 miliar dan naik menjadi Rp 8,07 miliar.

"Aset Perseroan mencapai Rp 23,09 miliar, sementara kewajiban sebesar Rp 23,43 miliar dengan nilai ekuitas Rp 23,09 miliar pada 2018,” ujar Direktur Keuangan PT Hotel Fitra International Tbk - Sukino.

Sepanjang tahun lalu, tingkat rata-rata okupansi atau keterisian hotel terus meningkat menjadi 53,85% dibandingkan dengan akhir Desember 2017 yang hanya 47,77%.

Baca: Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini, Taurus Pemilih dan Capricorn Hati-hati Dia Memanfaatkan Keuanganmu

Dari posisi keuangan Perseroan, pada akhir 2018, asset Perseroan mencapai Rp 47,07 miliar, sementara kewajiban sebesar Rp 23,43 miliar.

Pendapatan perusahaan naik menjadi Rp 8,07 miliar, dari tahun 2017 sebesar Rp 2,48 miliar.

”Adapun, untuk posisi pendapatan Perseroan, terbesar pada tahun lalu, berasal dari sewa kamar sebesar 73,67%, sementara sisanya dari sewa ruangan rapat 17,52%, restoran 7,71%, sisanya dari laundry," kata Sukino.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini