Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM - Bandara Husein Sastranegara Bandung hanya melayani rute domestik dari pulau Jawa dengan pesawat jenis propeller (baling-baling) dan rute Internasional.
Hal itu disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai melakukan rapat tindak lanjut pengalihan penerbangan komersial pesawat jenis jet dari Bandung ke Kertajati, Majalengka, Selasa (18/6/2019).
“Di Bandung nantinya melayani semua pesawat propeller (baling-baling) dan semua penerbangan luar negeri yang kurang lebih totalnya 32 take off dan 32 landing sehingga totalnya ada 64 movement. Itu adalah bagian yang kita sepakati. Insya Allah kita bisa melaksanakan dengan baik,” jelas Menhub.
Menhub berharap nantinya diharapkan ada pertumbuhan baru rute-rute dari Jawa.
“Kenapa menggunakan propeller saja, karena di Bandung landasannya pendek, agak cekung, banyak penduduk dan sebagainya. Dengan pesawat jenis itu, kecepatannya lebih rendah, kita bisa mengantisipasi lebih baik dan keunggulan dari propeller atau yang biasa disebut ATR itu bisa melayani rute-rute pendek seperti ke Tasikmalaya,” ungkap Menhub.
“Contohnya sekarang ke Tasikmalaya hanya 1 kali sehari dapat menjadi 2 kali sehari. Ini bisa menjadi alternatif-alternatif. Sekarang itu Bandung sangat banyak permintaan, tetapi kita tidak bisa penuhi slotnya, dengan begini tentunya akan menambah slot di Bandung itu sendiri,” tambahnya.
Baca: Penerbangan Jet dari Husein Sastranegara Pindah ke Kertajati Ditarget Mulai 1 Juli
Menhub meminta PT Angkasa Pura II sebagai operator pengelola Bandara di Kertajati dan Bandung menata penerbangan sedemikian rupa sehingga kedua bandara tersebut dapat saling melengkapi, terutama terkait dengan rute domestik dan internasional.
“Bandung itu adalah destinasi wisata, maka kita tidak akan memindahkan pergerakan penerbangan internasional menuju Bandung. Karena dari Malaysia dan Singapura itu sangat meminati Bandung. Namun slot di Bandung terbatas, dengan adanya Kertajati maka pergerakan internasional jadi lebih bagus. Kita bagi fungsi-fungsi Bandara Husein dan Kertajati dengan kesepakatan para pihak,” ujar Menhub.
Menhub menargetkan pengalihan penerbangan jet rute luar Pulau Jawa dari BIJB ke Kertajati paling lambat 1 Juli 2019 dengan pergerakan ada 28 take off dan 28 landing.
Jurusan luar Pulau Jawa tersebut di antaranya Banjarmasin, Balikpapan, Batam, Bali, Kualanamu, Lombok, Pekanbaru, Pontianak, Makassar dan lain sebagainya.
Untuk maskapai yang sudah menyatakan komitmennya antara lain Garuda Indonesia, Lion Air, Wings Air, Sriwijaya, Nam dan Citilink.