TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Langkah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang akan melakukan renovasi pusat perbelanjaan Sarinah dengan tanpa menghilangkan jejak sejarahnya merupakan suatu langkah yang tepat.
"Sebagai pusat perbelanjaan pertama yang didirikan pada masa pemerintahan Soekarno, tentu saja Sarinah memiliki sejarah," kata pengamat ekonomi politik, Fernando Sitorus, Rabu (1/1/2020).
Fernando juga mengapresiasi renovasi yang akan dilakukan oleh Kementerian BUMN untuk mengikuti perkembangan zaman.
Namun renovasi itu juga bisa dipadukan dengan konsep yang ada di Sarinah saat ini.
"Artinya jangan sampai menghilangkan konsep untuk menempatkan para pengusaha UMKM," ungkap Fernando.
Menurut Fernando, kalaupun terjadi penurunan pada tahun 2010, namun pada beberapa tahun berikutnya, seperti tahun 2018 yang lalu berhasil menempatkan laba Rp 27 miliar.
Sehingga tidak bisa menjadi alasan untuk menghilangkan para pengusaha UMKM di Sarinah.
"Kementerian BUMN harus menempatkan para pengusaha UMKM pada beberapa lantai yang terpisah dengan pedagang barang bermerek. Sehingga Sarinah akan tetap sebagai tempat wisata selain sebagai tempat pusat perbelanjaan," demikian Fernando.