News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Survei CES 2020 oleh CITE Research /Dassault Systèmes: Konsumen Ingin Produk yang Dipersonalisasi

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Survei CES 2020 oleh CITE Research/Dassault Systèmes, konsumen ingin poduk yang dipersonalisasi, namun tidak mau menunggu dan mengharapkan data mereka bisa memberi manfaat finansial

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dassault Systèmes  mengungkapkan saat ini konsumen lebih muda adalah segmen konsumen yang paling mengharapkan personalisasi yang dapat meningkatkan produk dan layanan, kualitas hidup dan keselamatan pribadi.

Mereka lebih bersedia untuk membayar dan membagikan data mereka untuk mendapatkannya.

Temuan ini berasal dari survei terhadap warga yang mewakili demografi orang dewasa di AS, China, dan Prancis yang dilakukan dalam kemitraan dengan perusahaan riset pasar independen CITE Research.

Survei ini mengungkapkan perbedaan antara generasi, geografi dan tingkat adopsi teknologi dalam hal cara pandang konsumen di bidang mobilitas, kesehatan, ritel serta lingkungan rumah dan perkotaan, cara mereka mendefinisikan personalisasi, dan hal-hal yang mereka rela serahkan untuk mendapatkannya.

Namun, survei ini juga memberikan informasi bahwa hampir semua konsumen telah menghargai pentingnya personalisasi, khususnya demi kesehatan dan keselamatan pribadi, dan berbagi pengalaman mereka tentang cara pengumpulan dan pengelolaan data untuk mencapai personalisasi tersebut.

Baca: Menciptakan Image Positif, Marizafoods Hadirkan 3 Inovasi Produk Pertama di Indonesia

Baca: Capt H Subandi Ditunjuk Jadi Ketua BPP GINSI

Baca: Calon Konsumen Laporkan Pemilik Aku Mobil ke Polrestabes Bandung

Temuan-temuan dari survei meliputi:

• Konsumen menginginkan personalisasi, tetapi tidak ingin menunggu. Sebanyak 83% konsumen mengharapkan produk atau layanan dapat beradaptasi dalam beberapa saat atau dalam hitungan jam. Hanya 21% mau menunggu hingga empat hari atau lebih untuk mendapat kiriman produk atau layanan yang dipersonalisasi.

• Konsumen bersedia membayar rata-rata 25,3% lebih besar untuk personalisasi. Sebagai imbalannya, mereka mengharapkan adanya kompensasi dengan rata-rata penghematan sebesar 25,6% karena telah membagikan data mereka. Mereka lebih bersedia membayar untuk layanan kesehatan yang dipersonalisasi; namun tidak begitu bersedia untuk layanan ritel yang dipersonalisasi.

• Industri memiliki peluang untuk secara jelas mendefinisikan personalisasi. Konsumen memiliki definisi beragam mengenai personalisasi. Lebih dari 50% mendefinisikannya sebagai produk/layanan yang mereka kustomisasi/sesuaikan sebelum membeli, dan sebagai produk/layanan yang dipilih dari daftar opsi, serta sebagai produk/layanan yang dibuat berdasarkan data pribadi; 63% konsumen yang cepat mengadopsi teknologi baru mendefinisikan personalisasi sebagai produk/layanan yang dibuat berdasarkan data pribadi.

• Konsumen paling tertarik pada produk dan layanan yang dipersonalisasi yang bermanfaat bagi kesehatan, seperti rencana kesehatan preventif yang dipersonalisasi berdasarkan perilaku, serta sistem peringatan saat konsumen atau pasien terjatuh.

Baca: Setahun Hadir di Indonesia, realme Masuk Daftar Lima Besar Pemain Smartphone

Baca: Penjualan Kartu Perdana Asal Arab di Indonesia Dapat Kritik, Rugikan Konsumen

Baca: Geliatkan Perlindungan Konsumen, BPKN Undang Pelaku Usaha Ikuti Raksa Nugraha Award

• Personalisasi untuk keselamatan pribadi juga menarik bagi konsumen, seperti produk yang dapat memberitahukan keadaan darurat di rumah dengan sangat cepat, peringatan kejahatan berdasarkan lokasi, dan mengirim lokasi kejadian ke polisi saat terjadi masalah keamanan.

• Privasi data menjadi perhatian bagi 96% konsumen. Sebagian besar konsumen hanya akan membagikan data yang mereka setujui untuk mendapatkan personalisasi, namun data anonim akan membuat 6 dari 10 responden lebih bersedia untuk berbagi data. Sebanyak 88% akan menghentikan layanan dipersonalisasi yang bermanfaat jika mereka tidak yakin dengan cara pengelolaan data mereka. Bagi 68% responden, permintaan konsumen akan mengarah pada perlindungan data.

• Kecerdasan buatan, 5G, dan asisten rumah diperlukan untuk personalisasi. Sekitar setengah dari konsumen berpikir bahwa 5G, khususnya, sangat diperlukan untuk mendukung personalisasi di bidang layanan kesehatan, sementara teknologi-teknologi tersebut dipandang kurang vital di bidang ritel.

• Harapan terhadap personalisasi berbeda di antara generasi. Generasi X , Generasi Milenial , dan Generasi Z lebih nyaman berbagi data untuk personalisasi yang lebih baik dan lebih cenderung mengakui manfaat keselamatan pribadi, waktu, dan finansial yang dihadirkan oleh personalisasi dibandingkan Generasi Baby Boomer dan Generasi Silent.

Sebanyak 60% responden dari Generasi Baby Boomer sangat tertarik dengan personalisasi di bidang kesehatan, 24% Generasi Z di bidang mobilitas, dan 21% Generasi Milenial di bidang lingkungan.

• Konsumen China lebih antusias dalam hal personalisasi dibanding konsumen Amerika dan Prancis, tetapi konsumen Amerika memiliki ekspektasi tertinggi. Lebih banyak konsumen Amerika yang memperkirakan bahwa produk dan layanan yang dipersonalisasi akan menjadi hal biasa pada tahun 2030, dan lebih banyak lagi yang bersedia membayar untuk mendapatkannya.

Florence Verzelen, Executive Vice President, Industry Solutions, Marketing and Global Affairs, Dassault Systèmes mengatakan, konsumen menginginkan pengalaman dengan personalisasi sebagai pembeda, terutama di antara konsumen lebih muda.

"Solusi bagi para produsen untuk memanfaatkan tren ini adalah dengan mengumpulkan, menganalisis, dan mentransformasikan data, sekaligus mengatasi masalah privasi data," katanya.

Platform 3DEXPERIENCE kami memungkinkan mereka untuk melakukan hal tersebut. Dengan menggunakan platform ini, perusahaan dapat berinovasi, merancang, membuat, dan memproduksi produk yang sangat terpersonalisasi secara paling berkelanjutan,” ujar

Tentang survei: CITE Research, atas nama Dassault Systèmes, melakukan survei online di antara 3.000 orang dewasa di AS, Cina, dan Prancis.

Survei ini dilakukan mulai tanggal 23 November hingga 4 Desember 2019.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini