TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia diberitakan mengimpor alat pelindung diri (APD) dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan APD para tenaga medis kita menyusul terus bertambahnya pasien virus corona di berbagai rumah sakit rujukan Tanah Air.
Ternyata, ada perusahaan nasional yakni PT Pan Brothers Tbk yang mampu memproduksi masker kain dan baju hazmat yang dapat diandalkan untuk mencegah virus Corona.
Masker medis buatan perusahaan ini dapat dicuci sebanyak 30 kali itu, telah diproduksi sebanyak 10 juta lebih.
Perusahaaan ini akan memproduksi 100 juta masker setelah berhasil memasarkan pula APD hazmat.
Video wawancara dengan Vice Chief Executive Officer Pan Brothers Anne Patricia Sutanto
Vice Chief Executive Officer PT Pan Brothers Tbk Anne Patricia Sutanto mengatakan, APD produksi Indonesia tidak kalah kualitasnya dengan APD yang diproduksi negara-negara lainnya seperti Jepang dan Amerika Serikat.
Anne mengaku perusahaannya mendapatkan order pembelian APD berupa masker dan hazmat, dari berbagai negara maju. Misalnya saja dari Amerika Serikat, Jepang, Singapura, India dan China.
Baca: Wawancara Vice CEO PT Pan Brothers Tbk, Anne Patricia Sutanto: Produksi 10 Juta Masker untuk Dunia
"Permintaan dari empat benua. Ada yang langsung ke perusahaan kami, ada juga melalui pemrintah. Namun rencana kami utamakan produksi untuk dalam negeri. Jadi 20 persen ekspor dan 80 persen dalam negeri," kata Anne kepada WartaKotaLive.Com, Tribun Network, di kantornya di Tangerang, Banten, beberapa hari lalu.
Baca: Arief Budiman Berpulang, Selamat Jalan Pejuang Demokrasi
Awal bulan Maret, jauh sebelum Indonesia sibuk dengan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) dan physical distancing, Anne sudah mulai mewajibkan seluruh pegawainya memakai masker.
Baik pegawai kantor dan pegawai pabrik diwajibkan memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah berkegiatan.
"Kira-kira itu 1 Maret 2020 ketika Presiden mengumumkan tentang pasien pertama Covid-19," ungkap Anne.
Baca: Ada Larangan Mudik, KAI Hentikan Perjalanan KA Jarak Jauh Mulai 24 April 2020
Kemudian, perusahaan ini membangun divisi usaha baru, yakni divisi masker. Pan Brothers dan jaringan telah memproduksi 10 juta masker kain yang dapat dicuci. Di luar produksi itu, perusahaan telah menyumbangkan 100 ribu lembar masker kepada Palang Merah Indonesia (PMI).
Masker dapat dicuci yang diproduksi PBRX terdiri atas tiga jenis yaitu masker kain biasa, masker dengan lapisan anti-virus dan anti-mikroba; jenis ketiga masker yang dilengkapi anti-virus, anti-mikroba, dan lapisan air.
Masker jenis ketiga diklaim mampu menangkal virus Corona. Semua masker ini bukan produk untuk tim medis, melainkan untuk masyarakat umum.
Publik dapat memesan produk masker dan APD Pan Brothers, minimum pembelian masker sebanyak 5.000 pieces dengan harga satuan sesuai dengan jenis maskernya yakni Rp 3.000/pcs untuk tipe 1, Rp 7.000/pcs tipe 2 berharga puluhan ribu tipe 3, yakni masker kain yang dapat menangkal virus Corona dijual Rp 15.000/pcs.
Adapun hazmat (pakaian pelindung diri dokter dan paramedias) dapat dicuci dan dilengkapi lapisan tahan air.
Untuk pemesanan Hazmat dapat dicuci (washable) dijual seharga satuan Rp 750.000/pcs, sedangkan untuk hazmat disposable minimum pemesanan 1.000 pcs.
Dapat Dicuci Sampai 30 Kali
Masker tipe tiga sudah diproduksi PT Pan Brother secara bertahap. Saat ini mereka masih menunggu sertifikasi dari berbagai Kementerian agar lolos dan dapat diedar ke pasaran.
"Namun kain dari masker tipe tiga kami sudah lolos sertifikasi dari Balai Test Kementerian Perindustrian. Sekarang tinggal tunggu test lain dan semoga bisa segera launching," kata Anne.
Masker tipe tiga itu disebut mengandung cairan kimia yang diolah ke kain masker, dan tetap ramah terhadap tubuh manusia. Cairan kimia itu disebut dapat menangkal virus Corona.
Selain itu masker itu juga tidak perlu diganti empat jam sekali. Pengguna dapat memakai masker seharian setelahnya baru dicuci dengan detergen.
"Masker ini dapat dicuci sampai 30 kali. Jadi sampai 30 kali pemakaian cairan kimia antivirus corona itu masih berfungsi," tutur Anne.
Setelah 30 kali pencucian masker tipe tiga itu akan berubah fungsinya menjadi masker kain pada umumnya.
Jika sudah mendapatkan sertifikasi dari pemerintah, Anne berencana memproduksi 100 juta masker kain antivirus Corona.
“Target kami menuju produksi 100 juta washable maskers, serta ke depan target 300 juta masker. Lalu 1 juta washable hazmat, dan 10 juta disposable hazmat,” ujar Anne Patricia Sutanto.
"Indonesia jadi punya medical grade persembahan dari Pan Brothers untuk Indonesia," jelasnya.
Selain memiliki antivirus Corona, masker itu juga dirancang agar ramah terhadap kebiasaan masyarakat.
Masker itu memiliki dua pengait yakni di telinga dan di kepala. Sehingga ketika telinga sudah mulai perih ketika memakai masker, maka pengait di kepala tetap diandalkan.
"Jadi masker ini juga bisa digantungkan di leher. Karena masker saat ini harus dipakai masyarakat selayaknya kebutuhan sandang pada umumnya," tutur Anne.
Anne berharap masker produksinya segera dapat dipasarkan. Hal itu menurutnya akan menjadi solusi sementara warga dunia dalam menghadapi wabah Covid-19 selagi para ilmuwan mencari vaksin atau antivirus Corona.
"Sehingga diharapkan dengan masker ini kita bisa beraktivitas normal seperti sebelum virus Corona mewabah di dunia," ujar Anne.
Pasok brand ternama
Pan Brothers saat ini bergerak di bidang manufaktur tekstil dan garmen yang memproduksi seperti jaket empuk dan ringan, celana pendek, celana casual dan baju terusan.
Perusahaan juga memproduksi jaket teknis, ski outer wear, pakai jogging, hiking, dan olahraga di luar ruangan lainnya. Juga pakaian rajut, dan menjahit polo shirt, kemeja golf, dan track suit.
Pan Brothers mengoperasikan 25 pabrik di beberapa kota yang tersebar tiga provinsi di Pulau Jawa, yakni Tangerang, Banten; Bandung dan Tasikmalaya di Jawa Barat; Boyolali, Demak, Sragen dan Ungaran di Jawa Tengah.
Perusahaan ini memasok puluhan merek ternama di dunia seperti Adidas, Reebok, Nike, Uniqlo, New Balance, The North Face, Lacoste, Billabong, Calvin Klein, Hugo Boss, New Balance, Ferrari, dan Ralph Lauren. Mereka juga punya komoditas ritel merek sendiri yakni Salt n Peppers, dan Zoe.
Pakaian-pakaian dengan merak ternama itu diekspor seperti ke berbagai Negara seperti Uni Eropa, Eropa Timur, Amerika Serikat, Jepang, hingga Kanada.
Untuk melayani produksi tersebut, Pan Brothers mengoperasikan 25 pabrik di berbagai kota dengan jumlah pekerja 38 ribu orang, sebagian besar operasional jahit. (Warta Kota/Desy Selviany)