TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) berupaya optimal untuk mempercepat dan menjaga kelancaran distribusi pupuk guna mengantisipasi tingginya kebutuhan para petani.
Langkah tersebut diambil sebagai langkah perseroan mendukung rencana Presiden Joko Widodo untuk melakukan percepatan musim tanam, dalam mengantisipasi kekeringan dan terjadinya kekurangan pasokan pangan.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan kepada seluruh produsen pupuk untuk mempercepat distribusi pupuk ke gudang-gudang kabupaten dan distributor.
“Tujuannya agar pada saat dibutuhkan, pupuk sudah berada dekat dengan petani," jelas Aas, Rabu (13/5/2020).
Baca: Menaikkan Iuran BPJS, Pemerintah Kehilangan Sensitivitas
Baca: Cari Sinyal Demi Kuliah Online, Mahasiswa di Luwu Rela Naik Gunung hingga Panjat Pohon, Ini Kisahnya
Baca: 2019, Pupuk Indonesia Kembali Pecahkan Rekor Produksi
Baca: Kuartal I 2020, Penjualan Pupuk Indonesia Tumbuh 17,73 Persen
Upaya ini sudah dilakukan sejak Februari lalu untuk mengantisipasi kemungkinan terganggunya jalur distribusi akibat pandemi Covid-19.
Menurut Aas, saat ini stok pupuk yang berada di gudang-gudang kabupaten atau lini III, cukup untuk kebutuhan 2-3 bulan ke depan.
“Kami juga telah menyiapkan armada tambahan. Sehingga pengiriman pupuk baik pupuk bersubsidi maupun komersil dapat berjalan lancar sampai ke kios resmi. Selain itu armada darat kami juga dilengkapi tanda bertuliskan dispensasi khusus angkutan barang penting, untuk memastikan semua aparat dapat membantu kelancaran pengiriman pupuk ke seluruh Indonesia," kata Aas.
Untuk menjaga kelancaran distribusi di tengah pandemi dan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pupuk Indonesia Grup telah melengkapi seluruh armadanya dengan salinan surat keterangan atau Surat Ijin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (SIINAS) yang diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian bagi seluruh produsen pupuk.
Saat ini stok pupuk bersubsidi juga telah tersedia hingga di setiap gudang yang berlokasi di tingkat Kabupaten (lini III) dan di tingkat kios pupuk resmi (lini IV).
Total volume yang tersedia mencapai 972.996 ton, terdiri dari 571.560 ton Urea, 169.960 ton NPK, 72.693 ton SP-36, 112.999 ZA dan 45.784 ton organik.
Jumlah stok yang disiapkan di lini III dan IV tersebut sekitar tiga kali lipat dari ketentuan stok minimum yang sebesar 285.094 ton.
Sehingga cukup untuk kebutuhan tiga bulan ke depan.
"Kami menjaga jumlah stok untuk mendukung kebijakan pemerintah yang akan melakukan percepatan masa tanam sebagai antisipasi dampak dari pandemi," kata Aas.
Selain itu, untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan petani, dan sesuai arahan Kementerian Pertanian, Pupuk Indonesia Grup juga menyediakan pupuk non subsidi di setiap kios-kios resmi agar petani tetap bisa mendapatkan pupuk.