Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Saat pandemi virus corona melumpuhkan bisnis perjalanan global, jumlah arus lalu lintas pariwisata pun nyaris berkurang setengahnya dalam empat bulan pertama di tahun ini.
Hal itu diungkapkan Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-bangsa (UNWTO).
Bulan April lalu, sektor pariwisata dunia mengalami kelesuan, harapan untuk mengalami pertumbuhan ternyata berubah menjadi bencana.
Jumlah kedatangan internasional mengalami penurunan signifikan yakni sebesar 97 persen, menurut perkiraan UNWTO.
Angka ini turun lebih dari 40 persen jika dibandingkan Maret 2020.
Baca: Wishnutama Imbau Semua Pihak di Kawasan Pariwisata Alam Patuhi Protokol Kesehatan
Baca: Gaet Wisatawan, Wishnutama Pamerkan Pariwisata Nusantara Lewat Video dan Dipajang di Medsos
"Antara Januari dan April 2020, kedatangan wisatawan internasional turun 44 persen, yang berarti hilangnya penerimaan pariwisata internasional sekitar 195 miliar dolar Amerika Serikat (AS)," kata organisasi itu.
Dikutip dari laman Russia Today, Senin (29/6/2020), mengevaluasi kemungkinan melesunya ekonomi karena pandemi ini, UNWTO sebelumnya mengatakan bahwa pembatasan perjalanan dapat menghilangkan pendapatan untuk sektor pariwisata antara 910 miliar hingga 1,2 triliun dolar AS.
Selain itu, kelesuan ini juga berisiko terhadap hilangnya 120 jutaan pekerjaan.
Meskipun skenario telah disusun, pariwisata internasional masih diperkirakan anjlok 58 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Seperti yang disampaikan Sekretaris Jenderal UNWTO Zurab Pololikashvili.
"Turunnya jumlah wisatawan secara tiba-tiba dan besar-besaran mengancam pekerjaan dan ekonomi. Karena itu, sangat penting untuk mengutamakan pariwisata agar segera dimulai kembali dan dikelola secara bertanggung jawab," kata Pololikashvili.
Dalam laporan lain yang dirilis pada hari Selasa lalu, lembaga ini mencatat bahwa untuk sementara krisis memang masih akan terus berlangsung.
Namun sektor bermasalah perlahan-lahan kembali bangkit, karena negara-negara di dunia setidaknya mulai mengurangi pembatasan.
Menurut data yang dimiliki UNWTO, jumlah tujuan perjalanan yang tersedia di seluruh dunia diprediksi kurang lebih mencapai 22 persen pada pertengahan Juni mendatang.
Angka ini naik dibandingkan bulan sebelumnya, yang hanya mencapai tiga persen saja.