Sementara agenda jangka panjang, lanjut SYL, Indonesia bisa suplai kebutuhan kedelai secara mandiri.
"Sehingga saat negara lain mengalami kendala tidak berimbas didalam negeri," ucap dia.
"Masyarakat kita rata-rata pemakan tahu tempe jadi kedelai ini tidak boleh bersoal. Kita segera lakukan langkah konkret dilapangan sebagai upaya menstabilkan harga dulu. Mudah-mudahan harga stabil bukan hanya di Jakarta namun di Jawa, serta daerah lain juga," kata SYL.
Selain itu, SYL turut mendorong perajin tahu dan tempe untuk menggunakan kedelai lokal.
Kedelai lokal memiliki kualitas lebih bagus dibanding kedelai impor.
Atas dasar itu Pemerintah melalui Kementerian Pertanian akan memfokuskan program tahun 2021 pada peningkatan produksi kedelai di Tanah Air.
"Kami siapkan pasokan kedelai lokal, produksi kita genjot. Kedelai kita pendek-pendek, manis dan disukai masyarakat sehingga ke depan dorong budidayanya. Sesuai arahan Presiden Jokowi, hal ini untuk penuhi kebutuhan pengrajin tahu tempe. Kita carikan jalan keluarnya agar harga tahu tempe dengan kedelai lokal harganya terjangkau," tuturnya.
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, Agung Hendriadi menjelaskan, kegiatan gerakan stabilisasi pasokan dan harga pasar kedelai merupakan lanjutan dari upaya pengendalian harga dan pasokan yang dilakukan Kementan.
Gerakan tersebut sudah dimulai sejak 5 Januari 2021.
"Pertemuan antara Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia dan Asosiasi Importir Kedelai Indonesia kemaren sudah dilakukan untuk menyepakati langkah langkah yang bisa dilakukan dalam menstabilkan harga," ucap Agung.
Agung mengatakan, berdasarkan kesepakatan tersebut maka dalam 100 hari pasokan dan harga kedelai bisa stabil, khususnya pulau Jawa.
Berdasarkan surat edaran, disepakati bahwa harga kedelai impor di level perajin senilai Rp 8.500 per kg.
"Mekanisme distribusi dipotong untuk menekan harga distribusi sehingga nanti importir langsung ke pengrajin. Acara launching ini juga menjadi bukti dimulainya kesepakatan ini," kata Agung.
Ketua Umum Gapoktindo, Aip Syarifuddin mengapresiasi upaya pemerintah dalam menstabilkan harga kedelai di kalangan perajin tahu dan tempe.
Saat ini, kata Syarifuddin, produksi sudah kembali berjalan lancar dan perajin tahu dan tempe sudah bisa merasa aman dengan harga yang sudah disepakati.
"Terima kasih Menteri Pertanian, Pangdam untuk langkah konkret nya. Ini benar benar sangat membantu. Kini harga dari Akindo sudah Rp 8.500 perkilogram dan kami tidak menaikkan sepeser pun di pengrajin," tukas Aip. (tribun network/genik)