Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menanggapi laporan pertumbuhan ekonomi tahun 2020 terkontraksi 2,07 persen.
Dia mengatakan, penanggulangan pandemi menjadi opsi terbaik agar Indonesia keluar dari zona resesi.
"Untuk bisa ekonomi pulih satu-satunya jalan adalah menanggulangi pandemi. Percepat vaksinasi dan tingkatkan kedisiplinan masyarakat melaksanakan protokol kesehatan," ucap Piter kepada Tribunnews, Jumat (5/2/2021).
Dia mengatakan, konstraksi ekonomi Indonesia selama 2020 antara lain karena adanya pembatasan aktivitas sosial ekonomi, lapangan usaha utamanya yang menyangkut aliran manusia dan aliran barang, seperti transportasi pergudangan, maskapai penerbangan dan hotel akan terdampak paling besar.
Baca juga: Semua Daerah Ekononominya Minus, Hanya Sulawesi, Maluku dan Papua yang Tumbuh Positif
"Logikanya sederhana, ketika pandemi orang akan mengurangi bepergian maka jasa transportasi akan terdampak negatif. orang mengurangi belanja, maka aliran barang akan terkurangi, toko-toko akan tutup, gudang-gudang akan tutup," ulasnya.
Baca juga: Ekonomi Indonesia Minus 2.07 Persen, PPKM Jadi Blunder dan Stimulus Kurang Efektif
Untuk itu, Dosen Perbanas Institute ini menyebut pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama mempercepat penanggulangan pandemi.
Menurutnya, tanpa penanggulangan yang tepat maka niscaya ekonomi bisa pulih kembali.
Baca juga: Pemerintah Masih Optimistis Ekonomi Tumbuh 5 Persen Lebih di 2021, Kok Bisa?
"Selama pandemi masih berlangsung ekonomi tdk Akan bisa pulih," imbuh Piter.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia dilihat dari produk domestik bruto (PDB) terkontraksi 0,42 persen di triwulan IV 2020 (q-to-q).
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan pertumbuhan ekonomi triwulan IV tahun 2020 bila dibandingkan dengan triwulan IV tahun-tahun sebelumnya hanya terkontraksi tipis.
"Setiap triwulan keempat pertumbuhan ekonomi Indonesia negatif karena beberapa hal yang paling nyata misalnya saja masalah musiman untuk sektor pertanian. Di mana puncak musim panennya sudah jatuh di triwulan II," ucapnya kata Suhariyanto saat paparan virtual, Jumat (5//2/2021).
Dia menjelaskan pertumbuhan ekonomi triwulan IV jika dilihat secara tahunan (year-on-year/yoy) terkontraksi 2,19 persen.
"Sementara itu secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia Tahun 2020 mengalami kontraksi 2,07 persen dibandingkan tahun 2019," papar Suhariyanto.