Menurut John, permintaan properti terbesar berasal dari rumah tapak dengan harga di bawah Rp 2 miliar, dimana pembelinya sekitar 80% merupakan pasar perdana.
Sekitar 60% pembeli tersebut menggunakan KPR. “Jadi inilah yang saya pikir real economy dan real demand yang harus didukung dan harus terus kita kembangkan,” tuturnya.
LPKR, lanjut John, akan melakukan launching banyak proyek baru yang dimulai di bulan April 2021.
“Jadi kita akan terus tumbuh dan kita juga melihat bahwa memang permintaannya besar, di Meikarta pun pun penjualan juga naik 100% dibandingkan tahun sebelumnya,”ungkapnya.
Insentif berupa pajak pertambahan nilai (PPN) yang ditanggung pemerintah
hingga Agustus nanti dipastikan akan memberikan dampak positif bagi kinerja LPKR. Menurut Analis Jada Utama Kapital Sekuritas Chris Aprilliony, properti di koridor barat ibukota memiliki tren peningkatan penjualan.
Baca juga: Adhi Commuter Properti dan BTN Kembangkan LRT City Bekasi Green Avenue
Hal ini lantaran segmen menengah yang terus bertumbuh dengan adanya pasokan produk baru. Karenanya, LPKR diyakini memiliki kinerja yang prospektif. “Untuk jangka menengah dan jangka panjang sahamnya memang prospektif,”ujarnya.
Dengan suksesnya pengembangan beberapa proyek baru membuat pendapatan LPKR semakin tebal.
Chris meyakini pada tahun ini industri properti akan semakin bergairah di semester kedua yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan emiten-emiten properti.
“Seperti LPKR, di kawasan barat (ibukota),”paparnya.
CEO Property Excelent & Advisory F. Rach Suherman menilai, emiten properti di koridor barat ibukota seperti LPKR memiliki keunggulan dari sisi segmentasi. Dia mengatakan, selama ini ceruk pasar dengan permintaan tinggi berada di segmen Rp500 juta hingga Rp2 miliar.
Baca juga: Niat Mandi Junub Beserta Penjelasan Aturan Pelaksanaan Mandi Wajib di Bulan Puasa Ramadhan
Namun, pengembang yang memasok hunian segmen tersebut terbatas. Kehadiran beberapa proyek LPKR di segmen ini menjadi keunggulan perseroan.
“Segmen diatas Rp500 juta yang cukup besar. Di koridor barat pasokan (hunian) yang dilakukan LPKR memenuhi ceruk pasar yang ada,”katanya.
Suherman menilai, pada semester kedua industri properti nasional akan semakin bertumbuh karena masyarakat sudah memiliki daya beli dengan dukungan insentif dari pemerintah berupa PPN.
Dia pun memperkirakan permintaan produk-produk properti di koridor barat ibukota akan melesat lebih cepat dibandingkan koridor timur ibukota.