News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengusaha Warteg Jabodetabek Kian Terpuruk, Berharap Insentif dari Pemerintah Tak Sekadar Pencitraan

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah warga saat menikmati makan siang di Warung Tegal (Warteg) Ellya, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (20/7/2020). Menurut pemilik Warteg Ellya, sejak dimulainya penerapan PSBB transisi, unit usahanya telah melakukan penerapan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19 seperti pembatasan jarak fisik, menyediakan area cuci tangan, mewajibkan pengunjung untuk menggunakan masker, serta penggunaan pelindung wajah dan sarung tangan untuk pelayan. Tribunnews/Jeprima

Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Janji pemerintah yang akan memberikan insentif bagi para pengusaha Warteg di Jabodetabek selama masa pandemi Covid-19 ditagih.

Ketua Koordinator Warteg Nusantara Mukroni mengatakan, selama ini para pengusaha Warteg di Jabodetabek tidak pernah menerima insentif dari pemerintah.

Baca juga: Tak Dapat Insentif dari Pemerintah, Puluhan Ribu Pengusaha Warteg di Jabodetabek Mudik Sebelum 6 Mei

Baca juga: Pengusaha Warteg Didorong Siap Bersaing di Pasar E-commerce

"Berbicara insentif dari pemerintah itu hanya pencitraan, tidak ada itu di lapangan. Semuanya rakyat disuruh gerak sendiri. Hanya omongan semua, tidak ada insentif yang diberikan. Jangan omong doang," ujar Mukroni kepada Tribunnews.com, Jakarta, Jumat (7/5/2021).

Mukroni juga mengungkapkan bahwa para pengusaha Warteg kini justru semakin sulit mengakses kredit di perbankan.

Ketua Koordinator Warteg Nusantara Mukroni. Mukroni mengungkapkan bahwa puluhan ribu pengusaha Warteg di Jabodetabek telah mudik. Mereka mudik karena tidak mendapat insentif dari pemerintah (Tribunnews.com/Lusius Genik)

Kebanyakan perbankan beralasan lebih berhati-hati karena Pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan segera berakhir.

"Rakyat di bawah juga susah untuk mengakses kredit. Bank-bank lebih berhati-hati, kalau rezim ini berganti mereka juga nanti tidak mau bertanggungjawab terhadap kebijakan-kebijakan rezim yang tidak jelas," ujar Mukroni.

Baca juga: Legislator PKB Minta Pemerintah Selamatkan Keberlangsungan Usaha Warteg

Baca juga: Gulung Tikar, Pedagang Warteg Harap Masuk PEN

Saat ini kondisi perekonomian para pengusaha Warteg di Jabodetabek kian terpuruk.

Jumlah pengangguran yang terus bertambah menyebabkan daya beli masyarakat kian menurun.

Seorang warga saat menikmati makan siang di Warung Tegal (Warteg) Ellya, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (20/7/2020). Menurut pemilik Warteg Ellya, sejak dimulainya penerapan PSBB transisi, unit usahanya telah melakukan penerapan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19 seperti pembatasan jarak fisik, menyediakan area cuci tangan, mewajibkan pengunjung untuk menggunakan masker, serta penggunaan pelindung wajah dan sarung tangan untuk pelayan. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

"Pengangguran semakin banyak, daya beli semakin nyungsep, sehingga perekonomian semakin berat untuk pengusaha warteg," tutur Mukroni.

Namun, di tengah keterpurukan ekonomi para pengusaha Warteg, pemerintah seakan abai.

Mukroni mengatakan, pemerintah sampai saat ini justru tidak memberikan insentif bagi para pengusaha Warteg, khususnya yang ada di Jabodetabek.

Memilih Pulang Kampung Sebelum Pelarangan Mudik

Dijelaskan juga imbas kondisi perekonomian yang sulit akibat pandemi covid-19, sekitar 5 persen dari 50 ribu pengusaha warung Tegal (Warteg) yang ada di wilayah Jabodetabek telah mudik lebaran sebelum 6 Mei 2021. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini