TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PLN (Persero) memprediksi beban puncak listrik Jawa, Madura, Bali (Jamali) saat Lebaran 2021 akan mencapai 20.201 megawatt (MW), naik dibandingkan tahun lalu mencapai 19 ribu MW.
"Beban puncak diprediksi 20 ribu MW, di mana naik 1.000 MW dari tahun lalu sebesar 19 ribu MW. Kalau Idul Fitri normal, artinya boleh mudik, sekitar 17 ribu MW," kata Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura, dan Bali PLN Haryanto WS secara virtual, Selasa (11/5/2021).
Dalam persiapan menghadapi Idul Fitri 2021, lanjutnya, PLN telah melakukan asesmen dan pemeliharaan semua fasilitas, mulai dari pembangkit, transmisi hingga distribusi.
"Sedangkan untuk energi primer, seperti batubara dan bahan bakar minyak, telah dilakukan pengamanan agar selama Idul Fitri dan paska Idul Fitri berjalan dengan baik," paparnya.
Baca juga: PLN Disjaya Prediksi Beban Puncak Listrik Akan Capai 3.103 MW di Hari Raya Idul Fitri 2021
Menurut Haryanto, PLN juga akan menyiapkan posko Idul Fitri dengan total 2.431 posko secara nasional, sebagai upaya mengamankan pasokan listrik.
Kemudian, kendaraan bermotor roda dua dan empat yang disiagakan sebanyak 2.288 unit, serta genset, UPS dan UGB yang disediakan 3.488 unit.
Baca juga: PLN Butuh Waktu Tiga Bulan Bangun Tower Permanen di NTT
"Lalu pekerjaan yang berpotensi atau yang mentrigger gangguan tidak diizinkan kecuali emergency," ucapnya.
Mulai Bangkit
PLN juga mencatat terdapat kenaikan konsumsi listrik di wilayah Jawa - Bali pada tahun ini dibanding 2020.
Menurut Haryanto WS, secara statistik konsumsi listrik pada tahun ini naik 9 persen sampai 11 persen dibanding sebelum pandemi.
Ia menjelaskan, pada Maret 2019 kondisi beban puncak mencapai 25.675 Megawatt (MW), kemudian Maret 2020 sebelum pandemi sebesar 26.668 MW, dan Maret 2021 di 26.209 MW.
"Jadi beban puncak Maret tahun ini 26.209 MW lebih tinggi dari beban puncak Maret tahun 2019 sebelum pandemi," urai Haryanto.
"Insyaallah ini tanda-tanda yang baik, bahwa ekonomi sudah mulai reborn, sudah mulai kembali lebih baik dibanding sebelum pandemi," sambungnya.
Di sisi lain, Haryanto juga menyebut penyambungan listrik masih mengalami peningkatan di wilayah Jawa-Bali, di mana untuk Jakarta naik 0,7 persen, Jawa Barat 9 persen, Jawa Tengah 6,3 persen, dan Jawa Timur 4 persen.
"Bali masih minus, karena ini daerah wisata yang terdampak," ucapnya. (Tribun Network/Seno Tri Sulistiyono/tis)