BPPT juga membuat pilot plant fluid catalytic cracking 300L/hari, hingga pengembangan sistem charging kendaraan listrik beserta kajian baterainya.
Pilot plant serta kajian di bidang energi tersebut haruslah dibawa ke tingkat yang lebih besar, yaitu dalam skala industri.
Menurut Hammam, saat ini masih sangat diperlukan peran ekosistem teknologi untuk memperbesar lingkup penerima manfaat EBT, jangan sampai teknologi karya anak negeri ini tidak terdengar, yang mengakibatkan Indonesia harus mengambil opsi impor energi.
Dia berharap dengan adanya Pekan Inovasi Energi Baru dan Terbarukan dapat memberikan masukan, gagasan, dan strategi untuk mencapai target penggunaan energi baru terbarukan di Indonesia menuju net zero emission dengan harga energi yang terjangkau oleh masyarakat.
Pekan Inovasi Energi Baru dan Terbarukan BPPT juga bisa menjadi wadah cikal bakal ekosistem teknologi EBT yang akan diisi oleh Kementerian ESDM, lembaga riset nasional, perguruan tinggi, BUMN, industri, hingga komunitas EBT.
Sebagai informasi, Pekan Inovasi Energi Baru dan Terbarukan BPPT juga menghadirkan Menteri ESDM Arifin Tasrif, anggota DPR Komisi VII Diyah Roro Esti, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati, Direktur Utama PT PLN Zulfikli Zaini, serta para pembicara dan penanggap ahli di bidang energi.