Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengakui kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat volume lalu lintas di jalan tol turun signifikan.
"Saya dapat laporan dampak dari PPKM ini terjadi penurunan lalu lintas di tol sekitar 40 persen di empat gerbang tol utama Trans Jawa," ungkap Basuki dalam webinar ITS di Jakarta, Kamis (29/7/2021).
Meski begitu, Basuki meminta Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) agar tetap meningkatkan efisiensi dan memperbaiki struktur biaya termasuk memanfaatkan teknologi yang tersedia.
Baca juga: Daftar 10 Bantuan yang Diberikan kepada Masyarakat Selama PPKM
"Mungkin pandemi kondisi ideal merancang sistem lalu lintas di tol. Kalau sampai macet itu kan mestinya bukan jalan tol," lanjut Menteri PUPR.
Basuki menambahkan bahwa Kementerian PUPR tidak berhenti memperbaiki sistem transaksi nirsentuh atau multi lane free flow (MLFF) dengan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS).
Baca juga: Fraksi PKS Minta Pemerintah Genjot Vaksinasi di Tengah PPKM
Dia mengatakan saat ini juga sedang dilakukan upaya modernisasi sistem operasi jalan tol untuk mengawasi kendaraan berdimensi dan bermuatan melebihi ketentuan.
"Kita tidak hanya memperbaiki kelancaran tetapi juga keselamatan dan kenyamanan terutama dalam pemeliharaan jalan.
Menteri PUPR menekankan hasil rapat bersama antara Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian PUPR bahwa kendaraan over dimension dan over load (ODOL) tidak diperbolehkan beroperasi 1 Januari 2023.
Tenggat waktu ini dimaksud agar seluruh BUJT segera memasang instalasi teknologi Weigh in Motion (WIM) dan overdimension detection yang ditargetkan rampung akhir 2022.
PPKM Darurat Bikin Volume Kendaraan di Tol Jasa Marga Turun 40 Persen
PT Jasa Marga mencatat penurunan lalu lintas sekitar 40 persen di empat gerbang tol utama.
Penurunan tersebut terjadi imbas adanya kebijakan PPKM Darurat 3-20 Juli 2021.
Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga, Dwimawan Heru mengatakan, selama PPKM Darurat diberlakukan 18 hari (periode 3-20 Juli 2021), pihaknya mencatat penurunan volume kendaraan yang melintas di ruas jalan tol.
Baca juga: Konsorsium Artajasa-Lintasarta dan Worldline Kembangkan Manajemen Kartu Digital Sistem Third Party
Angka tersebut menurun jika dibandingkan dengan lalu lintas harian rata-rata (LHR) normal.
Sebagai informasi, saat periode PPKM Darurat diberlakukan, mobilitas masyarakat di masa PPKM Darurat ini menurun. Begitu juga aktivitas di ruas jalan tol milik perseroan.
Baca juga: Anggota DPR Dapat Fasilitas Isoman di Hotel, PHRI Jakarta: Tetap Tak Menolong Industri Perhotelan
“Dengan adanya penurunan lalu lintas hampir di seluruh ruas Jalan Tol Jasa Marga Group dalam rangka PPKM Darurat Jawa-Bali, kami menilai kebijakan Pemerintah ini sangat efektif menekan mobilitas masyarakat, termasuk dalam melakukan perjalanan darat dengan menggunakan jalan tol,” ujar Heru seperti dalam keterangannya dikutip, Rabu (27/7/2021).
Heru memastikan, Jasa Marga tetap menjalankan operasional dengan mengedepankan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang menerapkan protokol kesehatan dalam pelayanan kepada pengguna jalan tol Jasa Marga Group.
Baca juga: MUI Usul ke Menko Polhukam Mahfud MD : Longgarkan PPKM Perketat Prokes
Baik layanan transaksi di Gerbang Tol (GT), layanan lalu lintas, layanan konstruksi baik pengerjaan proyek di jalan tol maupun upaya perbaikan perkerasan jalan tol hingga layanan di rest area.
Jasa Marga mencatat tren penurunan lalu lintas kumulatif di sejumlah Gerbang Tol Utama (barrier) yang berbatasan dengan wilayah Jabotabek.
Yaitu dari GT Cikampek Utama Jalan Tol Jakarta Cikampek (akses arah Timur), GT Cikupa Exit Jalan Tol Jakarta-Merak (akses arah barat) dan GT Ciawi 2 Jalan Tol Jagorawi (akses arah Selatan).
Berikut rincian penurunan volume kendaraan di jalan tol.
Sepanjang 18 hari dalam masa penerapan PPKM Darurat tercatat total penurunan volume lalu lintas yang meninggalkan Jabotabek sebesar 40,97 persen.
Dengan rincian, menuju arah timur melalui GT Cikampek Utama turun sebesar 38,40 persen dan GT Kalihurip Utama turun sebesar 45,96 persen.
Sedangkan menuju arah barat melalui GT Cikupa turun sebesar 35,73 persen, dan menuju arah Selatan melalui GT Ciawi turun sebesar 46,73 persen.
Sementara itu selama 18 hari dalam masa penerapan PPKM Darurat tercatat total penurunan volume lalu lintas yang memasuki Jabotabek sebesar 42,67 persen.
Dengan rincian, dari arah timur melalui GT Cikampek Utama turun sebesar 53,61 persen dan GT Kalihurip Utama turun sebesar 40,80 persen.
Sedangkan untuk dari arah Barat melalui GT Cikupa turun sebesar 36,28 persen, dan dari arah Selatan melalui GT Ciawi turun sebesar 42,95 persen.