TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ekosistem kripto di dunia terus bertumbuh dengan pesat.
Hal ini juga secara umum menghadirkan peluang baru.
Inovasi teknologi mengantarkan era baru mendorong pembayaran dan layanan keuangan lainnya lebih murah, lebih cepat, lebih mudah diakses, dan memungkinkan pembayaran melintasi batas dengan cepat.
Teknologi aset kripto memiliki potensi sebagai alat untuk pembayaran lintas batas yang lebih cepat dan lebih murah.
Setoran bank dapat diubah menjadi stablecoin yang memungkinkan akses instan ke beragam produk keuangan dari platform digital dan memungkinkan konversi mata uang instan.
Baca juga: Investasi di Aset Kripto Tak Melulu Berbuah Manis, Bank Indonesia Beberkan Potensi Risikonya
Keuangan terdesentralisasi dapat menjadi platform untuk layanan keuangan yang lebih inovatif, inklusif, dan transparan.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, terlepas dari potensi manfaat dari aset kripto, pertumbuhan yang cepat dan peningkatan aset kripto juga menimbulkan tantangan stabilitas keuangan.
“Untuk pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang, penggunaan aset kripto yang lebih besar memberikan beberapa manfaat, tetapi juga risiko keuangan makro, terutama yang berkaitan dengan substitusi aset dan mata uang.
Kapitalisasi pasar aset kripto telah tumbuh secara signifikan di tengah volatilitas harga yang tinggi,” katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (5/10).
Baca juga: Mulai 8 Oktober, Raksasa e-commerce China Alibaba Stop Penjualan Peralatan Penambangan Kripto
Ia mencatat hingga awal Mei, kapitalisasi pasar hampir tiga kali lipat pada tahun 2021 ke level tertinggi sepanjang masa sebesar US$ 2,5 triliun.
Ini diikuti oleh penurunan 40% pada bulan Mei yang lalu terkait kekhawatiran dampak lingkungan dari aset kripto yang tumbuh dan pengawasan regulasi global terhadap ekosistem kripto meningkat.
Baca juga: Market Cap Aset Kripto Naik Lagi, Tembus Rp 28.800 Triliun
Sementara itu, Josua mengatakan terdapat dampak dari aset kripto untuk pasar keuangan domestik.
Menurutnya kecenderungan volatilitas yang tinggi dari investasi aset kripto belum sepenuhnya dipahami oleh investor yang pada umumnya investor ritel yang tergiur oleh return yang tinggi tanpa memahami risiko yang tinggi juga.
Oleh sebab itu, apabila investor baru dan langsung berinvestasi di aset kripto tanpa memahami risikonya, maka berpotensi mengalami kerugian.