"Segera sampaikan ke beliau agar segera melakukan pembayaran hari ini juga. Karena jika beliau tidak membayar nomor anda bisa terindikasi bersekongkol dengan beliau dalam penggelapan dana."
Begitu bunyi pesan dari debt collector yang juga membuat resah Yanto.
Ingin Pisah dengan Suami
Lain lagi dengan kisah Nurcahya (38).
Dia tak menyangka harus menanggung utang pinjaman online yang dilakukan sang suami. Pekerja honorer ini saban hari handphonenya selalu diteror debt collector.
"Saya ingin titip pesan untuk Bapak E*O PRI*T*O (0812*08*0*31) suruh dibayarkan tagihannya di aplikasi UATAS karena beliau sudah keterlambatan di sini dan tidak ada respon juga, kami tunggu pembayarannya beliau hari ini."
"Bila tidak ada pembayaran juga, mohon maaf kami tidak bisa bantu lagi, data otomatis akan di tarik ke slik OJK, jadi jangan sampai terlewat waktunya."
Begitu pesan yang disampaikan pihak penagih utang.
Menurutnya pesan yang disampaikan memang tidak disertai kata-kata kasar seperti yang banyak diberitakan.
Belakangan ia tersadar bahwa aplikasi UATAS satu di antara yang terdaftar dan diawasi lembaga keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Tidak pernah pakai kata kasar tetapi membuat saya jadi sulit tidur," kata Nurcahya kepada Tribun Network, Rabu (13/10/2021).
Ia pun tidak mengetahui untuk apa uang yang digunakan suaminya sebagai pengemudi sebuah perusahaan swasta.
Saat diajak berdialog, sang suami seolah tidak terbuka dengan alasan "untuk bayar kebutuhan hidup."
Nurcahya gusar melihat tingkah suami yang tidak berhenti meminjam uang dari pinjaman online.