Laporan Wartawan Tribunnews, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) membukukan pertumbuhan penerbangan kargo internasional sebesar 89,66 persen hingga kuartal tiga 2021 dibandingkan 2020.
Direktur PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, lini bisnis kargo ini menjadi salah satu penopang pentin bagi pendapatan Garuda Indonesia.
"Peningkatan lalu lintas penerbangan kargo ini, juga selaras dengan adanya peningkatan tren pergerakan penumpang yang mulai menunjukan sinyal positif," ucap Irfan, Senin (20/12/2021).
Irfan juga menjelaskan, Garuda Indonesia optimis performa kinerja usaha akan mengalami pertumbuhan yang kondusif dan akan menjadi basis pemulihan kinerja yang akan terus diakselerasi.
"Sebagai upaya untuk terus mengoptimalkan pendapatan dari lini bisnis kargo, kami telah melakukan sejumlah inovasi bisnis," ujar Irfan.
Baca juga: KargoNexus Siapkan Software Logistik untuk Maksimalkan Efisiensi Bisnis
Salah satu inovasinya, lanjut Irfan, di antaranya dengan mengoperasikan dua armada freighter A330-300 yang turut melayani perluasan jaringan penerbangan kargo.
"Kami juga memperluas jangkauan jaringan penerbangan kargo melalui skema kerja sama dengan airline partner dan air cargo transhipment, serta memadukan jalur udara dan darat melalui kerja sama dengan perusahaan trucking untuk melayani destinasi intra-Eropa," kata Irfan.
Baca juga: Asia Catatkan Pertumbuhan Tercepat untuk Pasar Kargo dan Logistik, Ini 3 Faktor Pemicunya
Garuda Indonesia juga terus memaksimalkan kinerja dengan melakukan pengelolaan beban operasional penerbangan yang pada akhir kuartal tiga 2021 yang berhasil ditekan hingga 14,45 persen menjadi 1,11 miliar dolar Amerika Serikat (AS), dibandingkan periode yang sama pada kuartal tiga 2020 lalu sebesar 1,3 miliar dolar AS.
Baca juga: Incar Usaha Pengiriman Barang, Isuzu Traga Blind Van Punya Ruang Kargo Lebih Luas
"Pengelolaan beban operasional penerbangan tersebut diselaraskan dengan penerapan prinsip cost leadership yang sesuai dengan basis pengelolaan cost structure," kata Irfan.
Lanjut Irfan, Garuda juga memperkuat pengelolaan beban operasional dengan upaya negosiasi bersama lessor untuk membahas beban sewa pesawat serta restrukturisasi jaringan penerbangan agar fokus pada rute yang menguntungkan dan memiliki prospek yang menjanjikan.
"Kedepannya, kami akan lebih berupaya mengurangi beban biaya operasional serta menyesuaikan fixed cost menjadi variable cost. Kami berharap langkah ini dapat didukung oleh seluruh pihak, terutama kreditur Garuda," ucap Irfan.