TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dunia logistik ditahun 2021 tumbuh dengan pesat meskipun ditengah pandemi covid-19 yang masih melanda Indonesia.
Pemerintah juga telah melakukan beberapa langkah strategis untuk menopang rantai pasok tetap terjaga dan kebutuhan dalam negeri dalam berbagi sektor tetap tumbuh dan berkembang.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Akbar Djohan menyampaikan bahwa dunia logistik nasional tetap akan bertumbuh meskipun banyaknya tantangan yang dihadapi saat ini.
Baca juga: Ekspansi Pasar, Indah Logistik Cargo Garap Bisnis City Courier dan Kiriman Paket Sekilo
Penguatan dan perluasan segmen pasar bisa dilaksanakan di beberapa sektor atau komoditas dengan melihat volume dan tingkat pertumbuhan yang baik untuk tahun 2022.
“Pertumbuhan 2022 nanti bisa dilihat pada dua sektor, pertama dari sisi market yang telah terintergrasi dengan digitalisasi dan kedua adalah logistik yang sifatnya penting dan menjadi komoditas utama dalam mendongkrak penerimaan negara,” ujar Akbar.
Akbar yang juga merupakan CEO Krakatau International Port menyampaikan ditahun 2022 dua strategis yang dimiliki oleh setiap penyedia jasa logistik, pertama strategis digitalisasi layanan dengan berbagai perkembangan teknologi harus di pahami serta dimanfaatkan dengan baik.
"Perkembangan teknologi yang bisa dimanfaatkan contohnya big data analytics, artificial intelligence, internet of things, cloud logistics, serta robotics & automation. Kedua, Strategi tata kelola manajemen perusahaan yang baik, yang dimana setiap penyedia jasa logistik harus meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam melakukan kegiatan usaha dengan peningkatan kapabilitas dan kompetensi SDM," ungkap Akbar.
Baca juga: Perusahaan Logistik Laut Pelita Samudera Shipping Catatkan Pendapatan Rp 1,4 Triliun
Di sisi lain Kenaikan harga angkutan logistik laut diprediksi masih akan berlanjut hingga 2022 hingga dengan 2023.
Disrupsi perdagangan dan kegiatan ekonomi akibat pandemi Covid-19 masih terjadi menjadi penyebab kenaikan harga angkutan logistik.
“Jadi harga tarif untuk pengangkutan barang lintas negara secara global diperkirakan masih tetap tinggi, hal ini berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan juga sejalan dengan naik turunnya harga komoditas, sehingga penyedia jasa harus beradaptasi dengan perubahan pola bisnis dan perilaku pasar," tutup Akbar.