Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menegaskan pentingnya pembentukan induk perusahaan (holding) pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), salah satunya dalam bidang pariwisata dan pendukung.
Jokowi menyebut, pembentukan holding tersebut akan menjadi titik balik untuk melakukan transformasi ekosistem pariwisata yang lebih baik.
“Kita harus memanfaatkan ini sebagai titik balik untuk melakukan sebuah lompatan, momentum untuk melakukan penataan, momentum untuk melakukan transformasi, membangun sebuah ekosistem yang lebih kuat dan tangguh,” ujar Presiden dalam siaran di kanal Sekretariat Presiden, dikutip Jumat (14/1/2022).
Baca juga: POPULER Nasional: Outfit Jokowi di Mandalika | Kekosongan Jabatan Pangkostrad
Selain itu, dengan adanya holding tersebut, Jokowi meyakini pengelolaan pariwisata Indonesia akan dapat dilakukan secara lebih efisien dan terintegrasi dari hulu sampai ke hilir.
“Mulai penataan rute penerbangan, konten promosi, event, atraksi, kuliner, akomodasi, sampai ke penjualan ritel-ritel souvenir dari para pengrajin kita yang tentu saja juga sudah terseleksi dengan baik,” ungkap Jokowi.
Selanjutnya, Presiden menekankan bahwa berbagai kendala yang dapat menghambat kemajuan sektor pariwisata harus segera diselesaikan.
Salah satunya dalam hal tata kelola perusahaan BUMN di bidang pariwisata.
Baca juga: Politikus Senior Golkar Samakan Tren Elektabilitas Dedi Mulyadi dengan Jokowi saat Pilpres 2014
“Masalah konektivitas segera selesaikan, masalah hambatan infrastruktur di mana titik-titik yang memerlukan suntikan infrastruktur segera diselesaikan. Begitu juga hambatan lainnya termasuk dalam hal tata kelola dan manajemen BUMN-BUMN pariwisata agar ini tidak menggerus kesempatan kita untuk melompat maju,” tutur Kepala Negara.
Baca juga: Tujuh BUMN Kerja Sama dalam Program Makmur untuk Lindungi Petani dari Ancaman Gagal Panen
Presiden mengatakan bahwa penataan dan konsolidasi BUMN pariwisata merupakan salah satu hal penting.
Menurutnya, BUMN dalam sektor tersebut memiliki banyak anak perusahaan yang seharusnya dapat terintegrasi satu sama lain.
"Kalau ini nanti kita konsolidasikan dan holding, ini akan menjadi sebuah kekuatan besar. Karena kecil, kecil, kecil, tadi berjalan sendiri tidak terintegrasi, tidak terhubung satu sama yang lain karena memang sudah jalan sendiri-sendiri,” ucap Presiden.