Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa progres pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung telah mencapai 79,9 persen. Jokowi berharap pada akhir tahun ini, kereta cepat dapat segera diuji coba.
"Kemudian pada bulan Juni 2023 bisa kita operasionalkan," kata Jokowi di pintu masuk terowongan 2 Kereta Cepat di Puwakarta, Jawa-Barat, Senin, (17/1/2021).
Jokowi berharap dengan segera rampungnya proyek kereta cepat tersebut dapat mengurangi kemacetan dari Jakarta menuju Bandung atau sebaliknya. Selain itu dengan rampungnya proyek Kereta Cepat maka mobilitas orang dan barang semakin cepat pula.
Baca juga: Viral Tiang Rel Kereta Cepat Roboh Menimpa Ekskavator, KCIC Langsung Bertindak
"Kita harapkan ini menjadi sebuah daya saing yang baik bagi negara kita," katanya.
Presiden mengungkapkan alasannya meninjau pembangunan Kereta Cepat di Terowongan 2 yang berada di Purwakarta. Menurut presiden progres pembangunan kereta cepat di wilayah tersebut terbilang lambat karena adanya masalah teknis.
"Utamanya di terowongan 2 yang memang di sini ada masalah yang harus kita selesaikan, masalah teknis yang harus kita selesaikan tapi tadi dari keterangan di lapangan, Dirut KCIC, juga dari pak Menkomarinvest, juga dari kementerian PUPR bahwa terowongan yang ke-2 ini memang berjalannya agak lambat karena jenis tanah yang ada di sini memang memerlukan kerja yang penuh kehati-hatian," pungkasnya.
Turut hadir mendampingi Presiden saat meninjau proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yakni Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dan lainnya.
KCIC Libatkan Ahli dari Tiongkok dan ITB
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memastikan pengerjaan terowongan Tunnel 2 proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB), yang kondisi tanahnya labil telah melibatkan para ahli.
Direktur KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, titik konstruksi Tunnel 2 merupakan salah satu titik konstruksi dengan tantangan geografis yang tinggi dalam proyek KCJB karena lokasinya berada di area clay shale.
"Area clay shale merupakan jenis tanah dengan karakteristik yang mudah lapuk apabila terekspos saat penggalian berlangsung," papar Dwiyana dalam keterangannya, Kamis (13/1/2022).
Baca juga: Lakukan Perawatan, Operasional KCJB Akan Dilengkapi Kereta Ukur
Menurutnya, kondisi tanah yang memiliki potensi menimbulkan pergerakan konstruksi timbunan, maupun konstruksi jalan yang terdapat di atasnya, sehingga proses pembangunan tunnel harus dilakukan dengan berhati-hati dan seksama.
Dalam penanganan Tunnel 2, kata Dwiyana, terjadi transfer teknologi antara tenaga ahli tunnel dan grouting dari Tiongkok dengan tenaga ahli lokal yakni dari ITB.